
Nutuk Beham
KUKAR – Masyarakat Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun Darat, kembali menunjukkan komitmennya menjaga tradisi dan identitas budaya melalui pelaksanaan Nutuk Beham ritual syukuran panen padi ketan muda yang sarat makna sosial, spiritual, dan sejarah.
Lebih dari sekadar seremoni adat, tradisi ini kini berkembang menjadi perekat solidaritas warga sekaligus cerminan ketahanan budaya di tengah perubahan zaman.
Kepala Desa Kedang Ipil, Kuspawansyah, mengatakan bahwa pelaksanaan Nutuk Beham selalu disambut antusias oleh warga, karena tidak hanya merayakan hasil pertanian, tetapi juga memperkuat hubungan antargenerasi dan mempererat tali silaturahmi.
“Animo masyarakat sangat tinggi. Tradisi ini mengajak semua warga untuk bersilaturahmi dan turut serta dalam setiap rangkaian kegiatan,” ujarnya, pada Sabtu (10/5/2025).
Ia mengungkapkan, meski baru delapan tahun terakhir tercatat secara formal dalam agenda tahunan desa, praktik Nutuk Beham sebenarnya telah berlangsung selama satu dekade, diwarisi dari leluhur yang hidup sebagai peladang dan petani.
“Dulunya kegiatan ini digelar di ladang, sesuai dengan ciri khas masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai peladang dan petani,” jelasnya.
Sejak diresmikan sebagai agenda budaya desa pada 2016, tradisi ini hanya sempat terhenti dua kali karena pandemi. Setiap tahun, warga bergotong royong menyiapkan perayaan ini jauh hari, mencerminkan tingginya kesadaran untuk merawat tradisi sekaligus memperkuat ketahanan sosial berbasis budaya lokal.
Menurut Kuspawansyah, tradisi seperti Nutuk Beham tidak hanya penting untuk pelestarian budaya, tetapi juga dapat menjadi daya tarik pariwisata berbasis komunitas, jika dikelola secara tepat dan kolaboratif.
“Harapannya, kegiatan ini bisa terus dijaga dan menjadi pengikat identitas budaya kita,” harapnya.(ADV/DiskominfoKukar)