Dosen Ini “Ngambek” Dijapri Tak Sopan Mahasiswanya, Warganet: Yang Mulia Baginda Ratu

Ilustrasi protes seorang dosen di media sosial tentang pesan WhatsApp mahasiswanya yang dinilai tak sopan

Portalkaltim.com, Samarinda – Indonesia menjadi salah satu negara yang menjunjung tinggi nilai kesopanan. Sebutan “adab sebelum ilmu” adalah ungkapan yang terus diulang dan terekam jelas dibenak semua masyarakat yang dijuluki negara +62 ini.

Nilai kesopanan tersebut digambarkan dari seluruh aspek kehidupan, mulai dari bahasa tubuh yang kerap menunduk ketika lewat di depan orang yang lebih tua, berbicara sopan dengan lawan bicara, sampai tersenyum kepada siapa saja. Dunia mengenal Indonesia dengan keramahan dan sikap sopannya.

Baru-baru ini, ramai di platform media sosial Threads, seorang wanita yang diduga seorang dosen di suatu perguruan tinggi Indonesia, membagikan pengalamannya pribadinya yang dianggapnya tak mengenakan.

Akun bernama @prasastiawati.d tersebut menceritakan bagaimana dirinya yang selama ini berperan sebagai dosen berwatak fleksibel, santai dan komunikatif kepada mahasiswanya.

Tangkapan layar protes seorang dosen di media sosial tentang pesan WhatsApp mahasiswanya yang dinilai tak sopan
Tangkapan layar protes seorang dosen di media sosial tentang pesan WhatsApp mahasiswanya yang dinilai tak sopan

Namun, sikapnya ini malah membuahkan respon tak nyaman dari mahasiswa, yang dinilainya tidak beradab ketika menyampaikan pesan melalui WhatsApp ketika hendak membuat janji.

“Adik-adik mahasiswa yang berbahagia, ketika menemukan dosen yang fleksibel, santai, dan komunikatif. Tolong tetap pahami batasan ya. Ingat-ingat ini ‘adab sebelum ilmu’ sebelum memulai komunikasi dengan siapapun,” tulisnya di caption Threads.

“Trust me, it could really save you from trouble later on! (Percayalah, hal itu akan sangat menolongmu dari masalah nantinya),” sambungnya.

Kemudian dirinya menambahkan sebuah gambar tangkapan layar WhatsApp japrian antara dirinya dan mahasiswa yang tak disebutkan namanya.

“Assalamualaikum Selamat pagi ibu Diana. Mohon maaf mengganggu waktunya. Saya (memperkenalkan diri). Pada saat ini saya akan melakukan uji validitas instrumen penelitian untuk itu kira-kira Ibu free nggak ya? Terima kasih sebelumnya,” tulis mahasiswa itu.

Dosen yang diketahui bernama Diana tersebut menjawab singkat dengan dua pesan yang diharapkan mampu menyadarkan mahasiswa tadi dengan tindakan tidak sopannya.

“Tidak mas. Silahkan cari dosen yang lain,” singkat Diana.

Warganet yang melihat utas tersebut berbondong-bondong memberikan tanggapannya. Nampak kolom komentar dipenuhi reaksi negatif, bahkan ada pula yang membantu mengajarkan mahasiswa tadi cara menulis japri yang benar kepada dosennya.

“Harusnya di awal mahasiswa openingnya begini ‘Assalamualaikum, selamat pagi Yang Mulia Baginda Ratu Ibu Dosen Tercinta yang sangat berpendidikan sopan santun dan amat terhormat’,” komen @indriandhiny.

Ada juga warganet yang memberikan saran untuk menambah julukan wanita tercantik Mesir, ke dalam sapaan saat memberikan pesan agar nampak lebih memuja keindahan paras sang dosen.

“Yang Mulia Tuan Ratu Cleopatra IX, dengan segala hormat dan kerendahan hati ini, perkenalkan saya budak kampus yang hina ini ingin menyampaikan salam keselamatan kehormatan serta penghargaan yang begitu luar biasa kepada Tuan Ratu,” tulis @gathanmyday.

Tak sedikit dosen-dosen yang berada di Threads turut mengomentari postingan tersebut dengan mengatakan bahwa mereka juga punya pengalaman serupa, tetapi tangkapan layar tersebut tidak mencerminkan adanya tindakan kurang ajar mahasiswa.

Juga ada dosen lainnya yang meminta agar sang dosen yang tersinggung tersebut memahami adanya jarak antargenerasi atau gap generation. Di mana, cara berkomunikasi dan pemilihan bahasa yang berbeda. Apabila dirasa kurang sopan, tak masalah untuk dikoreksi. Hanya saja wajib menggunakan adab kesopanan walau mahasiswa itu lebih muda darinya.

“Saya juga dosen, tapi nggak segitunya juga ke mahasiswa. Pahami generational gap, terutama dalam hal bahasa dan komunikasi,” jelas @fikriyandabey.

Postingan tersebut dibanjiri hujatan. Warganet menganggap bahwa respon dosen tersebut juga tidak menunjukkan adab, seperti menjawab salam dan langsung memutus komunikasi tanpa menjelaskan runtun masalahnya.

“Sok ngomongin adab, salam dia aja ga lo bales,” respon @dmasangga kesal.

“Dosen serasa Tuhan,” singkat @david.2rg.

Kendati demikian, banyak juga warganet dengan santun menyampaikan pendapat agar dosen tersebut bisa mengurangi beban kerjanya, dengan bersikap lebih santai mengingat perbedaan generasi dapat mengakibatkan banyak ketidaksamaan.

Selain itu, warganet lainnya mengingatkan kepada para dosen bahwa sebaris pesan singkat mereka dapat menentukan nasib mahasiswa, apakah mereka ingin terus hidup atau mengakhirinya.

“Bu dosen, padosen yang terhormat. Sesekali balaslah mahasiswa yang memang membutuhkan bimbingan anda titik anda tidak pernah tahu struggling seseorang mahasiswa yang menganggap kata demi kata dari dosen bisa menentukan hidup yang mau dia lanjutkan atau akhiri,” ungkap @marchen.

Respon setiap orang terhadap sebuah perbedaan akan sangat berbeda. Banyak faktor yang menentukan, seperti negara, suku, pendidikan, usia, ekonomi dan lainnya.

Profesi membanggakan seperti dosen diharapkan mampu memberikan ilmu sekaligus komunikatif. Mahasiswa juga dituntut untuk beradaptasi dan berkomunikasi. Kedua posisi tadi diharapkan mampu saling bekerja sama menumbuhkan ekosistem yang nyaman di perguruan tinggi. (SH)

Loading