Ardiansyah: Kutim Memiliki Potensi Berbagai Komoditi Ekspor Yang Luar Biasa
SANGATTA – Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) 2025-2045 didesain dengan instrument perencanaan yang dinamis, responsive dan inklusif, dan juga diyakini dapat mengakomodir aspirasi masyarakat.
Sebagaimana yang dipaparkan Bupati Kutim, Ardiasnyah Sulaiman dalam pidato yang dibawakannya pada Musrenbang RPJPD Kutim 2025-2045, yang digelar di Ruang Meranti, Kantor Bupati 14 Mei kemarin.
Walaupun berbagai halangan dan rintangan akan menyambut nantinya, namun Bupati Kutim menegaskan bahwa grand design tersebut tetap akan mampu diimplementasikan. Hal tersebut ia yakini karena melihat torehan Kabupaten Kutai Timur pada grand design RPJPD pertama 2005-2025.
Pemerintah berharap melalui Bappeda akan tercipta agenda-agenda tahunan yang dapat melibatkan serta masyarakat luas untuk turut menjadi bagian dalam perkembangan ekonomi baik saat ini maupun di masa depan.
“Nah kita harapkan Beppeda untuk terus memonitor ini mungkin juga memasukkan di dalam agenda-agenda tahunan kita supaya ini terus berkembang dan melibatkan masyarakat secara luas,” katanya
Ardiansyah mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kerakyatan ia harap dapat juga menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dari seluruh lapisan.
“Inilah yang kita inginkan artinya pertumbuhan ekonomi kerakyatan itu secara mikro bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat,” harapnya.
Bupati Ardiansyah juga memaparkan bahwa berbagai permintaan komoditi dari Kutim terjadi peningkatan yang signifikan. Diantaranya adalah permintaan pisang kepok yang melonjak lima kali lipat dari tahun sebelumnya yang diminta oleh negara Malaysia.
“Karena pisang kita diminta 500 ton oleh Malaysia maka kita butuh ribuan hektare baru lagi,” ujarnya.
Ardiansyah melanjutkan, melalui hasil penelitian kajian di IPB kini Kutim memiliki DNA komoditi nanas yang tidak ada duanya di Indonesia dan saat ini Pemerintah bekerja sama dengan PT kiani untuk menyiapkan lahan seluas 50.000 hektar untuk ditanami nanas.
“Kemudian nanas kemarin juga sudah ada komunikasi dengan Polandia kemarin kita bersyukur PT Kiani menyiapkan lahannya 50 ribu hektare untuk ditanami nanas dan nanas ini kita bangga tidak ada duanya di Indonesia
punya DNA sendiri yang merupakan hasil dari kajian di IPB,” pungkasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kita memiliki potensi yang begitu luar biasa seperti pisang, nanas, aren genjah sampai tanaman coklat. Ardiansyah yakin bahwa potensi-potensi tersebut siap dikembangkan untuk kemudian menjadi awal dari peningkatan ekonomi masyarakat Kutim.
“Kita bersyukur kita punya potensi luar biasa begitu juga aren genjak yang tidak ada di tempat lain tinggal bagaimana kita mengembangkan berikutnya sebagai potensi untuk peningkatan ekonomi kerakyatan. Dan yang tidak kalah penting potensi lain seperti coklat kemudian aren genjak kita harapkan dua ini juga akan mengikuti perkembangan komunitas lain,” tandasnya.ADV
![]()






