Sangatta – Penyebaran AIDS di Indonesia ditargetkan berakhir pada tahun 2030. Karena itu, upaya pencegahan penularan HIV/AIDS ditekankan kepada negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia, termasuk Indonesia.
“Di tahun 2023, ada target program eliminasi terhadap 3 penyakit, Aids, TBC dan Malaria, disingkat ATM,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan saat diwawancarai awak media.
Sayangnya, kasus HIV/AIDS di Indonesia belum juga mengalami penurunan. Data tahun 2005 hingga Desember 2015, tercatat ada 191.073 orang dengan HIV/AIDS di Indonesia.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur (Kutai Timur), Bahrani Hasanal bahwa kita tidak bisa memantau penyebaran ini didaerah mana saja dan kapan saja.
Selain itu, Bahrani juga menyampaikan bahwa untuk menurunkan angka kasus HIV/AIDS di Indonesia, ada rumus ABCDE yang selama ini disosialisasikan sebagai cara pencegahan HIV/AIDS.
– A (Abstinace) adalah tidak berhubungan seks.
– B (Be faithful) adalah saling setia pada pasangan.
– C (Condom), yaitu penggunaan kondom saat berhubungan seksual. Penggunaan kondom ini dinilai sangat efektif mencegah penularan HIV. Namun, di Indonesia kampanye menggunakan kondom bisa menimbulkan kontroversial, seperti yang pernah dialami mantan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi.
– D (Don’t use drugs) atau tidak memakai narkoba. Kasus penularan HIV juga banyak terjadi pada pengguna napza suntik secara bergantian.
– Terakhir, yaitu E (Education) yang artinya memberikan edukasi-edukasi atau penyuluhan. ADV