SANGATTA – Banyaknya hasil alam yang menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Negara, hampir semua ada di Kutai Timur (Kutim)
Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman menyebutkan ada empat sumbangsih produk di Indonesia yang besar. Diantaranya sawit yang memberikan kontribusi devisa terbesar kepada negara.
Di Kutim sendiri, ia menyatakan kualitas sawit tidak perlu diragukan lagi. Untuk di Kalimantan Timur (Kaltim) bahkan juga di Kalimantan.
“Kita memiliki kebun sawit hampir 800 ribu hektar. Yang sudah fungsional sekitar 600 ribu hektar lebih, dari sekian tersebut, yang dimiliki masyarakat ada sekian 10 persen,” ucapnya.
Yang kedua, ada di pariwisata, untuk Kutim destinasi wisata tidak diragukan lagi. Yang didominasi keindahan alam dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sebagai ujung tombaknya.
Oleh karenanya, pelatihan terus menerus dilakukan untuk Pokdarwis, guna meningkatkan lagi promosi pariwisata yang ada.
“Ini penting, saat ini saya mengenalkan Kutim dengan nama Magic Land, insha Allah tahun depan mudah-mudahan sudah berdiri kerta ulin wisata mangrove,” imbuhnya.
Ardiansyah menjelaskan jika mangrove yang paling banyak akan mulai nampak sekitar pukul 16.00 Wita, dan itu landai sekali.
Jika biasanya saat air turun pasir naik, barulah wisatawan bisa berjalan di atasnya, namun beda dengan di Kutim, tidak perlu tunggu air turun wisatawan bisa berjalan karena tinggi air maksimal sampai paha orang dewasa.
“Dan insha Allah nanti akan berdiri restoran-restoran terapung di sana. Jangan kita kalah dengan Kota Bontang, orang Sangatta pergi ke sana senang, pulang membawa produk laut,” ungkapnya.
Padahal sumber daya perikanan tersebut berasal dari Kutim. Dengan gencarnya pemerintah memberikan sosialisasi dan pelatihan Pokdarwis bisa mengembangkan potensi yang ada.
Selain itu juga memberdayakan dan bekerja sama dengan pemerintah merangkul dan mengembangkan potensi wisata, sumber daya kelautan untuk membangun Kutim.