Beritahariankaltim.com, Sangatta-Gubernur Jakarta Anies Baswedan bawakan tanah Kampung Akuarium ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Tanah diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi). Gubernur Jakarta Anies dinilai memainkan simbolisme sindiran halus ke Jokowi.
Presiden Jokowi dan Anies punya latar belakang budaya Jawa. Jokowi berasal dari Solo, Jawa Tengah, dan Anies dibesarkan di Yogyakarta. Mereka juga berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Gaya berpolitik lewat simbol-simbol dan sindiran halus dimainkan dan saling dipahami.
Dulu saat Jokowi menjadi calon gubernur DKI Jakarta, dia pernah mengikatkan ‘kontrak politik’, 15 September 2012, di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Judul kontrak politik adalah ‘Jakarta Baru: Pro-Rakyat Miskin, Berbasis Pelayanan dan Partisipasi Warga’. Tertera dalam kontrak politik, ‘Pemenuhan dan perlindungan hak-hak warga kota, meliputi legalisasi kampung ilegal, permukiman kumuh tidak digusur tapi ditata, dan perlindungan penataan ekonomi informal’.
Tahun 2012 Jokowi menjadi Gubernur DKI. Selanjutnya, Jokowi menjadi presiden mulai 2014 dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meneruskan kepemimpinan Jokowi. Kampung Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara, itu kemudian dibongkar pada 2016.
“Anies membawa tanah yang dulu merupakan salah satu celah kelemahan Jokowi saat berkuasa,” kata Wasisto Staf Peneliti di Pusat Riset Politik-Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN)
Ahok digantikan Anies sebagai Gubernur Jakarta. Kemudian, Anies membangun Kampung Susun Akuarium di lahan permukiman yang dulu digusur Ahok. Pada 17 Agustus 2021, Anies resmikan hasil pembangunan tahap pertama Kampung Susun Akuarium. Ratusan unit hunian sudah siap dihuni pada saat itu.
Dinilai sebagai pembuktian Anies ke Jokowi
Dihubungi terpisah, pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, menilai Anies juga mengajukan pembuktian ke Jokowi bahwa dia berhasil membereskan masalah di Kampung Akuarium, masalah yang sudah ada sejak era Jokowi memimpin Jakarta.
“Pesannya menurut saya, Anies ingin mencoba menyampaikan: Saya berhasil memperbaiki Kampung Akuarium. Kalau Kampung Akuarium itu bermasalah dan dibawa ke IKN artinya itu malah nambah masalah. Yang dibawa oleh Anies, pesannya adalah ‘Saya (Anies) berhasil menyelesaikan masalah di Kampung Akuarium’,” kata Yayat Supriyatna.
Anies ingin berpesan ke Jokowi agar tidak melupakan ‘wong cilik’ atau ‘jangan menggusur masyarakat kecil’ seperti yang pernah terjadi di Kampung Akuarium.
“Ini pesannya, mudah-mudahan di IKN nanti jangan ada warga lokal yang tergusur, atau jangan sampai ada potensi konflik. Soalnya, di sana ada potensi relokasi warga akibat pengembangan IKN,” kata Yayat.
Sebelumnya, Anies menyampaikan pesan di balik pilihan tanah Kampung Akuarium yang dia bawa.
“Tanah dari Kampung Akuarium menghadirkan harapan bahwa pembangunan kota baru yang akan dijadikan Ibu Kota ini hendaknya tidak memarjinalkan rakyat kecil dan justru nyata-nyata akan memberikan kemajuan dan kebahagiaan bagi semua, khususnya rakyat kebanyakan,” kata Anies melalui akun Facebooknya.