Sangatta – Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kutai Timur, Yan, menyuarakan protes terhadap banyaknya sekolah yang menutupi kasus bullying di lingkungan pendidikan. Ia menilai bahwa kelemahan saat ini adalah kurangnya kesadaran dan komitmen untuk secara kompak mendidik anak-anak dalam mencegah dan mengatasi kasus bullying.
Kasus pembullyan di Wahau salah satunya, yang menyebabkan korban mengalami luka-luka dan memar hingga harus dirawat di rumah sakit, menjadi sorotan tajam Yan. Kepala sekolah di tempat kejadian disorot karena dikabarkan berusaha menutupi kejadian tersebut.
“Dikatakan oleh Kepala sekolahnya jangan sampai tersebar beritanya mereka menutup-nutupi bahwa tidak ada terjadinya kasus bully padahal nyata korbannya ada dan ini kekerasannya sudah sangat parah. Pembuliannya ini bukan main-main, tapi benar-benar kasus yang luar biasa,” tegas Yan.
Yan menegaskan bahwa penanganan kasus bully memerlukan transparansi dan keterbukaan dari pihak sekolah. Ia mengajak untuk bersama-sama mengatasi permasalahan ini dengan komitmen yang kuat.
“Kejadian seperti ini harus dibuka, bukan ditutup-tutupi. Semua pihak, terutama sekolah, harus memiliki sikap transparan dalam menanggapi dan menangani kasus bullying. Kita harus kompak dalam mendidik anak-anak kita agar mereka paham dan tidak melakukan tindakan yang merugikan sesama,” papar Yan.
Dalam konteks ini, Yan juga menyoroti pentingnya memiliki sistem hukum yang kuat untuk memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku bully. Hal ini dianggapnya sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan.ADV