BERITAHARIANKALTIM.COM, Tenggarong – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar Wiyono didampingi Kabid P3D Bappeda Saiful Bachri menerangkan pada Kamis (11/11/2021) jika pihaknya berperan sebagai pengelola simpul jaringan geospasial daerah dengan memberikan dukungan teknis operasional dan administrasi kepada Forum Satu Data Indonesia Tingkat Daerah.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Satu Data Indonesia Pemkab Kukar menerapkan aplikasi teknologi “BECIK” yakni Bersama Etam Ciptakan Informasi Kolaboratif Kutai Kartanegara. Aplikasi ini dapat diakses melalui https://becik.kukarkab.go.id
“Dengan kata lain Bappeda bertindak sebagai koordinator dalam forum Satu Data Indonesia tingkat daerah. Selanjutnya memantau pencapaian penyelenggaraan Satu Data Indonesia tingkat daerah dan melaporkannya kepada Bupati secara berkala,” jelasnya.
Prinsip penyelenggaraannya di tingkat daerah ada empat, data yang dihasilkan oleh produsen data harus memenuhi standar data, memiliki metadata, memenuhi kaidah interoperabilitas data, dan menggunakan kode referensi atau data induk.
BECIK sendiri sebagai aplikasi berfungsi menjadi alat input data, penghimpun data, pengolahan data, penyajian data, penyebarluasan data, dan kemudahan pengaksesan data. Dimana semua sumber data dan informasi memberikan gambaran tentang kondisi desa atau kelurahan dalam bentuk daya yang telah tersusun alias berbentuk hasil input data.
“Manfaatnya jelas menjadi referensi dalam menggambarkan kondisi dan potensi yang dimiliki oleh desa atau kelurahan. Memudahkan dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan, alat evaluasi dari pelaksanaan pembangunan yang telah dilakukan hingga memberikan kepastian informasi bagi masyarakat terkait sumber data,” ungkap Kabid P3D Bappeda Kukar ini.
Pelaksanaan BECIK sendiri mengacu pada Peraturan Bupati No 83 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Forum Satu Data Indonesia Tingkat Daerah. Yang dapat dilihat akses data terbuka pada laman https://satudata.kukarkab.go.id maupun http://geoportal.kukarkab.go.id
Dimana integrasi keduanya diharapkan dapat mendukung Kukar Menuju Integrasi Satu Data Satu Peta, yang pada tahun pertama dilakukan sosialisasi dan penyusunan metadata serta uji coba penerapan BECIK. Lalu pada tahun kedua melakukan pembangunan jembatan data antara aplikasi BECIK dan Geoportal Kutai Kartanegara serta uji coba penerapannya. Untuk tahun ketiga adalah peningkatan jumlah data dan keterisian data dalam aplikasi BECIK maupun Geoportal. (ADV)