“Prabowonomic: The Fishing Time”, Cara Bersih-Bersih Koruptor di Indonesia
Portalkaltim.com, Jakarta – Indonesia kini telah berusia 80 tahun. Seiring perayaan hari kemerdekaan, berbagai pandangan kritis muncul terhadap perjalanan bangsa, termasuk arah pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang genap 10 bulan menjabat.
Trader sekaligus pengamat ekonomi Gema Goeyardi menilai strategi kepemimpinan Prabowo untuk memulihkan ekonomi bangsa memiliki pendekatan yang unik. Ia menyebutnya sebagai “Prabowonomic: The Fishing Time”, di mana presiden memberi kesempatan kepada orang-orang yang direkomendasikan untuk menunjukkan kinerja.
“Beliau (Prabowo) mengutamakan kepercayaan pada orang-orang yang diberi kesempatan sama beliau di periode pertama (Joko Widodo). Banyak orang yang bilang, ‘Ah, iya kan itu semua titipan. Itu adalah jabatan-jabatan titipan’. Kalau itu titipan, Pak Prabowo tidak masalah. Selama lu bisa kerja, lu direkomendasikan, ya silakan saya berikan kesempatan. Nah, ini kata kuncinya,” ujarnya, dalam channel YouTube Astronacci.
Namun, kesempatan itu sekaligus menjadi jebakan bagi pihak yang menyalahgunakan wewenang.
Menurutnya, banyak anggapan keliru bahwa praktik korupsi justru makin marak di era ini.
Padahal, kata Gema, banyaknya penangkapan pejabat justru menunjukkan komitmen presiden memberantas korupsi. Dalam 10 bulan, lebih dari 80 nama telah ditetapkan sebagai tersangka.
“Prabowonomic dan cara dia yang sangat elegan dan pintar untuk mancing tikus-tikus ini untuk keluar dan dibantaiin satu-satu. Baru 10 bulan loh. Bagaimana kalau 4 tahun apa yang akan terjadi?,” tegasnya.
Ia juga mengungkap strategi lain berupa pemangkasan anggaran atau cutting budget. Langkah ini, menurutnya, sengaja dilakukan untuk memancing aktor-aktor yang terbiasa bermain dengan dana publik agar keluar ke permukaan, lalu ditindak oleh aparat penegak hukum. Dari langkah ini, ia memperkirakan penghematan hingga ratusan triliun.
Meski demikian, Gema tetap menyampaikan sejumlah kritik. Menurutnya, pemerintah perlu memperbaiki komunikasi publik agar tidak menimbulkan kebingungan. Selain itu, praktik pajak yang dinilai memberatkan rakyat kecil juga harus dikoreksi.
“Tapi juga dari pemerintah. Please jangan terlalu agresif di pajak, jangan sangat abusif di Bea Cukai khususnya impor ekspor juga menjadi masalah,” katanya.
Ia menekankan, ke depan pemerintahan harus mampu memulihkan kepercayaan publik, khususnya generasi muda. Baginya, strategi jangka panjang Prabowo perlu didukung, namun evaluasi tetap penting.
“Other than that, mari kita sabar dan kita tunggu. Mudah-mudahan Indonesia bisa terus bangkit di usia yang ke-80 dan untuk 10 tahun ke depan bisa mencapai Indonesia emas. Kita dukung terus pemerintahan Pak Prabowo,” tutupnya. (SH)
