Penguatan Ekosistem Mangrove di Kaltim Didorong Guna Dukung Pembangunan Daerah

Talkshow Hari Mangrove Sedunia bertajuk "Jospol Mangrove untuk Pengembangan Pariwisata dan Budaya Berbasis Data".

Portalkaltim.com, Samarinda – Pentingnya pengelolaan ekosistem mangrove sebagai bagian dari konservasi lingkungan sekaligus penopang pembangunan berkelanjutan di daerah.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Seno Aji, dalam talkshow Hari Mangrove Sedunia bertajuk “Jospol Mangrove untuk Pengembangan Pariwisata dan Budaya Berbasis Data” yang digelar oleh Tribun Kaltim dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) di Pedopo Lamin Etam Gubernur Kaltim, Selasa (26/8/2025).

Wakil Gubenur Kaltim Seno Aji
Wakil Gubenur Kaltim Seno Aji

Kaltim memiliki luas kawasan mangrove sekitar 300.266 hektare yang tersebar di tujuh kabupaten/kota, mulai dari Berau, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Paser, Balikpapan hingga Bontang. Namun, degradasi terus terjadi akibat alih fungsi lahan, perizinan, hingga aksesibilitas yang tidak terkendali.

“Dahulu tahun 70-an jumlah mangrove di Kaltim mencapai 950 ribu hektare, namun kini tersisa sekitar 174 ribu hektare saja,” ungkap Seno Aji.

Untuk memperkuat pengelolaan, Pemprov Kaltim telah membentuk Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) melalui Keputusan Gubernur Nomor 100.3.3.1/162/2025.

Kelompok kerja ini bertugas mengidentifikasi dan menginventarisasi ekosistem mangrove, menyinergikan program lintas sektor, serta memfasilitasi penyelesaian permasalahan di lapangan.

“KKMD menjadi wadah koordinasi multi pihak agar pengelolaan ekosistem mangrove lebih optimal dan berkelanjutan,” jelasnya.

Seno Aji menyebut ada lima isu prioritas yang harus segera diatasi, yakni alih fungsi mangrove menjadi tambak, rendahnya keberhasilan rehabilitasi, keterbatasan mata pencaharian masyarakat berbasis mangrove, belum berkembangnya tambak ramah lingkungan, serta kelembagaan perlindungan yang belum optimal.

Ia menekankan, strategi yang disiapkan meliputi perlindungan kawasan, rehabilitasi 101.712 hektare mangrove, pengembangan jaringan pemasaran produk berbasis mangrove, hingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

“Kita harus bekerja sama memperbesar kembali kawasan mangrove Kaltim, karena mangrove menyimpan potensi karbon besar yang dapat mendukung pembangunan daerah,” pungkasnya.(SH)

Loading