Fuad Fakhruddin Ingatkan Wali Kota agar Tak Emosional Tanggapi Kritik soal Sampah

Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Fuad Fakhruddin

Portalkaltim.com – Isu pengelolaan sampah di Kota Samarinda terus menjadi perbincangan publik. Di tengah sorotan tajam terhadap peringkat buruk kota ini dalam pengelolaan sampah, pernyataan Wali Kota yang bernada emosional justru memunculkan polemik baru yang dinilai kontraproduktif.

Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Fuad Fakhruddin, menanggapi situasi ini dengan mengingatkan bahwa tanggapan terhadap kritik publik sebaiknya disampaikan secara bijak. Ia menilai bahwa ungkapan emosional dari kepala daerah seharusnya tidak sampai menyeret nama wilayah lain dalam konteks perbandingan.

“Beberapa kita lihat statement wali kota yang mungkin penuh emosional bahkan membawa-bawa salah satu daerah yang saya kira juga itu tidak elok, tapi ya biasalah namanya manusiawi kan lontaran-lontaran seperti itu,” ujarnya.

Menurut Fuad, komentar seperti itu berisiko menimbulkan ketegangan horizontal yang tidak perlu, apalagi jika sampai merusak hubungan antardaerah di Kalimantan Timur. Ia menyarankan agar kritik dijawab dengan kerja nyata, bukan dengan reaksi berlebihan di ruang publik.

“Kita berharap ini tidak berimbas kepada daerah yang disebutkan itu. Kita boleh menyampaikan pendapat, tetapi jaga juga bahwa kita utama di Kalimantan Timur harus tetap jagalah kebersamaan, keutuhan daripada warga-warga,” lanjutnya.

Fuad menekankan pentingnya mengedepankan semangat kolaboratif dalam menyelesaikan masalah persampahan di Samarinda. Menurutnya, tugas utama pemerintah adalah memperbaiki sistem yang ada, bukan mengalihkan fokus pada pernyataan yang memicu kegaduhan.

Ia juga menegaskan bahwa tantangan pengelolaan sampah bisa diatasi jika seluruh elemen pemerintahan solid dan fokus pada solusi. Sikap tenang dan terbuka terhadap masukan publik akan jauh lebih efektif dalam membangun kepercayaan masyarakat.

Pernyataan Fuad tersebut mencerminkan harapan agar perbaikan pengelolaan sampah di Samarinda tidak dihambat oleh dinamika komunikasi politik, melainkan dipandu oleh itikad baik dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan kesehatan warga kota.

Loading