Banyak Peluang, Kini Giliran Pemuda Kaltim Bergerak

Atlet Muda Kaltim

Portalkaltim.com Samarinda – Di tengah derasnya program dan kemudahan akses informasi, tantangan terbesar pembangunan pemuda di Kalimantan Timur kini bukan lagi soal ketiadaan peluang. Justru, yang menjadi sorotan adalah kesiapan mental generasi muda dalam menyambutnya.

Analis Muda Bidang Pemberdayaan Pemuda Dispora Kaltim, Hasbar Mara, menggarisbawahi pentingnya perubahan cara pandang di kalangan pemuda: dari yang pasif menunggu, menjadi aktif menjemput.

“Pemerintah bukan tidak hadir. Justru kami sudah menyiapkan berbagai program pengembangan diri, pelatihan, hingga ruang kolaborasi. Tapi peluang itu tidak akan berarti kalau tidak diambil,” ujar Hasbar, Sabtu

Menurutnya, dalam konteks era digital saat ini, informasi tentang kegiatan, beasiswa, hingga pelatihan kepemudaan tersedia secara terbuka—tinggal bagaimana generasi muda mengakses dan memanfaatkannya.

“Banyak yang masih mengeluh tidak ada kesempatan. Padahal informasi sudah ada di tangan. Tinggal kemauan untuk mencari dan bergerak yang perlu diperkuat,” tegasnya.

Dispora Kaltim mencatat bahwa kendala terbesar bukan lagi infrastruktur, melainkan pola pikir. Generasi muda masih banyak yang memilih bersikap reaktif, menunggu arahan, dan kurang inisiatif terhadap peluang yang terbuka lebar di depan mata.

Hasbar menyebut, saat ini adalah momentum untuk mengubah budaya menunggu menjadi budaya bertindak. Pemuda harus menjadi subjek pembangunan, bukan sekadar objek penerima manfaat.

“Kita hidup di zaman yang mengalir cepat. Kalau tidak bergerak, ya tertinggal. Ini soal mentalitas berani ambil peran atau tetap jadi penonton,” katanya.

Ia juga menyoroti peran media sosial yang kini bukan hanya menjadi ruang hiburan, tapi seharusnya menjadi alat strategis untuk membangun masa depan. Dispora Kaltim secara aktif menyebarkan informasi melalui berbagai kanal digital, namun sayangnya belum semua dimanfaatkan secara maksimal oleh pemuda.

“Media sosial bisa jadi pintu masa depan, bukan sekadar tempat scroll-scroll. Tapi harus ada kesadaran untuk menggunakannya dengan bijak,” tambahnya.

Program pemberdayaan yang digagas Dispora Kaltim pun didesain inklusif, terbuka untuk berbagai latar belakang pemuda dari pelajar, mahasiswa, hingga komunitas desa. Namun keberhasilan program ini tidak mungkin dicapai jika partisipasi pemuda masih rendah.

“Peran kami adalah membuka jalan, menyediakan ruang. Tapi yang menentukan adalah langkah pertama dari mereka sendiri,” kata Hasbar.

Dengan Kalimantan Timur bersiap menjadi jantung pemerintahan nasional, Hasbar meyakini bahwa tantangan masa depan hanya bisa dijawab oleh pemuda yang siap secara mental dan tangguh dalam bersikap.

“Kita tidak butuh generasi yang terus bertanya ‘kapan giliran saya?’ Tapi generasi yang berkata, ‘saya siap ambil peran.’ Itulah pemuda yang dibutuhkan bangsa ke depan,” tutupnya.

Loading