Dari Keraguan Jadi Kebanggaan, Ferdi Persembahkan Prestasi untuk Kalimantan Timur: Putera Kampus Indonesia 2025

Portalkaltim.com, Jakarta – Mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda, Ferdi berusia 20 tahun, berhasil mengukir prestasi membanggakan di ajang nasional Putera Puteri Kampus Indonesia 2025 yang digelar pada 13–17 Februari 2025 di Apartment Victoria Square, Tangerang, dan Gedung Wayang Orang Bharata, Jakarta.

Di tengah gemerlap lampu panggung dan sorak sorai penonton malam itu, ada satu nama dari Kalimantan Timur yang disebut dan mendapat tepuk tangan hangat: Ferdi, masuk sebagai Putera Kampus Indonesia 2025 Catwalk, Top 11 Nasional, dan Putera Kampus Kalimantan Timur 3.

Ferdi bukan berasal dari latar belakang modelling profesional. Ia hanya seorang mahasiswa biasa yang menerima tawaran dari Tim Kalimantan Pageant untuk mewakili daerahnya. Namun dari keputusan sederhana itu, dimulailah perjalanan panjang penuh perjuangan, peluh, dan ketekunan.

“Saya tahu saya bukan yang paling berpengalaman. Tapi saya yakin, asal punya niat dan kemauan belajar, kita semua punya kesempatan untuk bersinar,” ungkap Ferdi.

Untuk tampil di ajang sekelas Putera Puteri Kampus Indonesia 2025, Ferdi tak hanya harus siap secara mental dan fisik, tetapi juga berjuang secara finansial. Ia mengikuti pelatihan intensif—mulai dari catwalk, public speaking, photoshoot, hingga produksi video profil dan unjuk bakat—sambil terus berjuang mencari sponsor untuk menutupi kebutuhan wardrobe, keberangkatan, dan produksi.

Bagi Ferdi, tantangan terbesar bukan hanya soal biaya. Tapi bagaimana membagi waktu antara kuliah, latihan, organisasi, dan rasa lelah yang tak jarang membuatnya hampir menyerah.

“Ada masa saya ragu. Melihat peserta lain yang tampil sangat percaya diri membuat saya merasa kecil. Tapi saya memilih untuk fokus pada hal yang bisa saya kontrol: niat, persiapan, dan tekad untuk membawa nama baik kampus dan daerah,” ujarnya.

Prestasi yang ia raih adalah bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang jika kita punya semangat dan keberanian untuk mencoba. Bagi Ferdi, ini bukan sekadar kompetisi. Ini adalah ruang untuk tumbuh, belajar, dan menunjukkan bahwa mahasiswa daerah juga bisa bersinar di kancah nasional.

“Waktu tidak akan memberikan kesempatan untuk mengulang, tetapi memberikan peluang bagi mereka yang berani melangkah. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” katanya.

Ferdi berharap pengalamannya bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk tidak takut melangkah, sekalipun dari titik nol.

“Jangan takut untuk memulai, tapi takutlah jika belum mencoba. Setiap pengalaman—entah berhasil atau gagal—adalah batu loncatan menuju masa depan yang lebih kuat,” tutupnya.

Loading