Dorong Kepemimpinan Kolaboratif, Sudirman Latif: yang Dibutuhkan Super Tim Bukan Superman

Asisten Administrasi Umum Sekretaris Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Sudirman Latif pada saat seminar dan sosialisasi

Portalkaltim.com, Kutai Timur – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim kembali menggelar seminar & sosialisasi dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke – 32 Tingkat Kabupaten Kutim.

Topik yang dibawa kali ini ini ialah “Κepemimpinan Kolaboratif Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting Dari Sudut Pandang Genetika Darah”.

Asisten Administrasi Umum Sekretaris Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Sudirman Latif pada saat diwawancarai
Asisten Administrasi Umum Sekretaris Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Sudirman Latif pada saat diwawancarai

Asisten Administrasi Umum Sekretaris Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Sudirman Latif menyampaikan garis beras dari apa saja yang dibahas dalam seminar dan sosialisasi tersebut. Salah satunya ialah kinerja suatu instansi pemerintahan tidak dapat hanya bertumpu pada satu individu saja, melainkan pada kekuatan kolaborasi sebuah tim.

Sudirman menyampaikan bahwa seorang pemimpin dituntut mampu mengerahkan potensi dari setiap pegawai. Seperti dirigen yang memimpin suatu orkestra.

Ia bahkan menyinggung bahwa karakter dan sifat seseorang yang juga dipengaruhi oleh faktor golongan darah (golda). Golda sendiri dapat menjadi faktor penting dalam mengelola dinamika tim.

“Dalam bekerja di suatu tim itu bukan ‘Superman’ yang dibutuhkan, akan tetapi super tim. Pemimpin harus paham potensi tiap orang agar bisa menyatukan kekuatan menjadi energi positif,” ujar Sudirman seusai podcast di Ruang Multimedia Bangga Kencana DPPKB pada Rabu (3/9/2025).

Selain itu, dirinya juga menekankan bahwa peningkatan kinerja harus dimulai dari level individu sebelum berkembang menjadi kinerja di suatu organisasi atau instansi di daerah seperti Kutim.

Ia mencontohkan penerapan E-Kinerja yang dapat mengelola, memantau, dan mengevaluasi kinerja dan kedisiplinan pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mewajibkan pegawai masuk pukul 08.00 dan pulang pukul 16.30.

“Kedisiplinan sederhana ini terbukti mampu mendorong peningkatan kinerja aparatur, terkhususnya di Kutim ini,” ujarnya.

Terakhir, dirinya juga menekankan pentingnya komunikasi yang lebih manusiawi dalam kepemimpinan. Cara memimpin satu arah sudah dianggap tidak relevan di zaman sekarang. Seorang pemimpin harus bisa memahami karakter bawahannya lewat komunikasi yang lebih personal dan empatik.

“Terkadang pengarahan saat apel itu tidak cukup. Pemimpin perlu memanggil, memberi motivasi, dan menyelami karakter bawahannya agar potensi mereka benar-benar terekspos,” jelasnya. (TS)

Loading