Dispora Kaltim Dorong Anggar Masuk Sekolah, Sinergi Jadi Kunci Kembangkan Cabor

Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, Rasman Rading

Portalkaltim.com Samarinda – Olahraga anggar masih belum mendapat tempat luas di tengah kalangan pelajar Kalimantan Timur. Menyadari hal ini, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim mengambil langkah proaktif untuk mendorong pembinaan anggar sejak usia sekolah melalui kolaborasi lintas sektor.

Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, Rasman Rading, mengatakan bahwa memperkenalkan anggar di satuan pendidikan menjadi strategi penting untuk menjaring talenta muda yang belum tersentuh pembinaan olahraga.

“Pengurus cabor anggar di provinsi maupun kabupaten/kota harus aktif menjalin komunikasi dengan Dinas Pendidikan. Sekolah-sekolah harus menjadi pintu awal pembinaan,” ujar Rasman, saat ditemui di kantornya, Senin (7/7/2025).

Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap olahraga anggar, lanjut Rasman, menjadi salah satu hambatan utama. Di sebagian besar sekolah, olahraga ini bahkan belum pernah diperkenalkan, meskipun potensinya cukup menjanjikan dari sisi prestasi.

“Kalau tidak dikenalkan, bagaimana bisa tumbuh minatnya? Padahal anggar itu olahraga yang sangat menantang dan elegan,” jelasnya.

Dispora mencatat bahwa pengembangan anggar di daerah juga terkendala oleh minimnya pelatih bersertifikat dan mahalnya peralatan. Meskipun begitu, pihaknya tetap berkomitmen memberikan dukungan secara bertahap, terutama untuk penyediaan alat.

“Kita memang tidak bisa bantu sekaligus, tapi secara bertahap akan kami dorong bantuan alat untuk kabupaten/kota. Karena memang peralatan anggar ini cukup mahal,” ucap Rasman.Ia menambahkan bahwa keberhasilan pembinaan tidak bisa bertumpu hanya pada Dispora provinsi. Peran aktif sekolah, pemerintah daerah, serta pengurus cabor menjadi faktor krusial, terutama dalam membentuk klub-klub kecil di lingkungan sekolah sebagai pusat awal pembinaan.

“Bentuklah klub di sekolah, ajukan kebutuhannya, baru kita bisa bantu. Tapi harus ada inisiatif dari bawah dulu. Kita juga paham tidak semua daerah punya kemampuan anggaran, makanya sinergi ini penting,” ungkapnya.

Dengan memperkuat kolaborasi antarpihak, Dispora berharap akan lahir ekosistem pembinaan anggar yang kuat dan berkelanjutan. Sekolah dijadikan titik awal pembinaan, sementara komunitas dan pelatih menjadi penggerak aktivitas.

“Kami ingin anggar tidak hanya hidup di komunitas tertentu saja, tapi dikenal luas di sekolah-sekolah. Jika semua pihak terlibat, saya yakin anggar bisa sejajar dengan cabor lain,” tutup Rasman.

Loading