Nasib E-Sport di PON 2028: Menanti Keputusan Komite
cabor E-sport
Portalkaltim.com, Samarinda – Apakah e-sport benar-benar layak disebut sebagai olahraga? Pertanyaan itu kembali mencuat setelah pernyataan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) RI, Meutya Hafid, yang menyebut bahwa e-sport tak masuk kategori olahraga karena tidak melibatkan aktivitas fisik yang mengeluarkan keringat. Komentarnya menimbulkan riak di dunia olahraga Indonesia khususnya di kalangan pegiat e-sport dan masyarakat yang mendambakan cabang ini dipertandingkan secara resmi di ajang besar seperti PON 2028 di Nusa Tenggara.
Di tengah perdebatan tersebut, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur, Agus Hari Kesuma (AHK), angkat suara. Dalam keterangannya saat ditemui di GOR Kadrie Oening, Rabu (18/6/2025), AHK menjelaskan bahwa penentuan e-sport sebagai cabang olahraga resmi bukan ditentukan oleh persepsi, melainkan oleh struktur organisasi olahraga yang sah.
“Apakah e-sport bisa masuk PON atau tidak, itu bukan kewenangan kementerian, tapi ada pada Komite Olahraga baik KONI maupun KORMI. Kalau dia sudah terdaftar di bawah KONI, maka dia adalah olahraga prestasi dan bisa dipertandingkan,” ungkap AHK lugas.
Pernyataan ini seolah ingin menegaskan bahwa definisi olahraga telah berkembang. Aktivitas seperti e-sport memang tak menuntut tenaga fisik layaknya sepak bola atau atletik, namun memerlukan refleks, strategi, kerja tim, dan daya tahan mental kemampuan yang juga diuji dalam banyak cabang olahraga konvensional.
“Jangan lupa, keputusan akhir juga tergantung dari tuan rumah PON. Mereka punya kewenangan untuk memilih cabang olahraga yang akan dipertandingkan, menyesuaikan dengan kesiapan sarana dan prasarana,” tambah AHK.
AHK mengingatkan bahwa setiap cabang yang akan tampil dalam PON nantinya akan ditetapkan melalui dokumen resmi, yakni Technical Handbook (Buku Panduan Teknis) yang disusun oleh Pengurus Besar (PB) PON. Dari situlah kejelasan mengenai e-sport sebagai cabor resmi PON 2028 akan diumumkan.
“Jadi kita tunggu saja keputusan PB PON melalui Buku Panduan Teknis. Di situ akan tercantum cabang-cabang olahraga yang disepakati untuk dipertandingkan,” ujarnya.
Meski saat ini status e-sport di PON 2028 belum pasti, namun peluang tetap terbuka. Di berbagai daerah, termasuk Kalimantan Timur, komunitas e-sport terus tumbuh. Turnamen demi turnamen digelar, melibatkan pelajar, mahasiswa, hingga profesional. Semuanya berharap e-sport diakui bukan hanya sebagai hobi, tetapi sebagai cabang olahraga masa depan yang serius dan berprestasi.