Menteri PPPA RI Luncurkan RBI Kutim, Dorong Pola Asuh dan Perlindungan Anak

Menteri PPPA RI Arifatul Choiri Fauzi

Portalkaltim.com, Kutai Timur — Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia (RI) Arifatul Choiri Fauzi melalukan Peluncuran Ruang Bersama Indonesia (RBI) di Ruang Meranti Sangatta Kutai Timur, Selasa (13/5/2025).

Peresmian RBI oleh Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi bersama Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman beserta jajaran dengan pemukulan gong
Peresmian RBI oleh Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi bersama Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman beserta jajaran dengan pemukulan gong

Ia mengapresiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) dalam mendukung terwujudnya RBI ini. Dirinya juga turut mengatakan, jika semuanya tidak bisa bekerja sendiri, semua harus dapat berkolaborasi.

“Hari ini kita hadir untuk bersama-sama mewujudkan RBI, sebuah inisiatif yang lahir dari semangat gotong royong,” ucap Arifah.

Ia juga turut menjelaskan jika RBI merupakan program pengembangan dari Menteri yang sebelumnya, yaitu Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPRA) yang saat ini sudah hampir 4.000 desa dan kelurahan.

Adanya Program RBI ini sendiri sebagai bentuk keprihatinan terhadap maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak. Arifah menceritakan salah satu kasus memilukan, sehingga dibuatnya RBI ini, yaitu dua kakak beradik korban kekerasan seksual yang tak kunjung mendapat keadilan bahkan setelah dua tahun berlalu.

Ada satu pernyataan ketika dirinya melakukan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten tersebut, yang pada akhirnya mereka (Menteri PPPA beserta jajaran) berinisiatif untuk menamakannya menjadi RBI.

Pernyataan tersebut dilontarkan oleh seorang warga setempat yang tidak disebutkan namanya, yang mempertanyakan, mengapa kasus tersebut bisa sampai viral hingga tingkat nasional. Dikarenakan di desa mereka, penduduknya tidak ada masalah dengan kasus tersebut.

Menteri PPPA RI pun sangat sedih sekaligus geram dengan pernyataan tersebut. Karena Ini bukan hanya tentang hukum, tetapi juga tentang nurani dan pola asuh yang rusak.

“Masyarakat pura-pura tidak tau atau pura-pura tidak mau tau gitu,” tegasnya.

Dirinya juga ingin di RBI ini, akan menyiapkan permainan tradisional yang berbasis kearifan lokal. Selain menyenangkan, menurutnya permainan tradisional mempunyai filosofi yang sangat indah. Harapannya permainan tradisional ini dapat menanamkan karakter anak Indonesia.

“Agar anak-anak tidak mager (malas gerak), dan Paling minim pemain permainan tradisional itu dua orang atau bahkan sampai sepuluh orang,” tuturnya.

Terakhir, ia menyampaikan, jika RBI kini telah hadir di enam provinsi di Indonesia, dan Kutim menjadi wilayah terbaru. Dengan peluncuran ini, diharapkan Kutim bisa menjadi contoh RBI untuk tingkat nasional. Diharapkan RBI ini dapat menumbuhkan solidaritas, memperkuat pola asuh, serta mempercepat pencapaian Indonesia Emas 2045. (TS)

Loading