Menteri PPPA Harap Kutai Timur Jadi Daerah Percontohan Nasional RBI
Portalkaltim.com, Kutai Timur – Kutai Timur kembali mencatatkan diri di tingkat nasional. Daerah yang dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya ini kini resmi menjadi lokasi ke-7 Ruang Bersama Indonesia (RBI).
RBI sendiri merupakan salah satu dari tiga program inisiatif Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia (RI) untuk perlindungan kelompok rentan, khususnya perempuan dan anak.
Peluncuran RBI Kutai Timur berlangsung Selasa (13/5/2025) di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutai Timur, yang dihadiri langsung oleh Menteri PPPA RI Arifah Fauzi, didampingi Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman dan Wakilnya Mahyunadi.

“Kami berharap RBI di Kalimantan Timur khususnya di Kabupaten Kutai Timur ini bisa menjadi RBI percontohan untuk tingkat nasional,” harapnya Arifah.
Melalui kesempatan ini juga, Arifah menyebut Kutai Timur memiliki keunggulan infrastruktur dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang jauh di atas rata-rata. Menurutnya, kemampuan SDM ini dapat dilihat dari bagaimana Kutai Timur berkembang diusia yang masih mudanya hingga saat ini.
Berdiri sejak 12 Oktober 1999 alias beranjak ke 26 tahun itu, sudah menggeliat baik dari ekonomi, peradaban, sampai kebijakan dalam hal pendidikannya.
“Tinggal nyolek sedikit saja SDM-nya, ini menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa.,” ujarnya menggambarkan perlu sedikit saja pelecut guna meningkatkan kemampuan daerah ini.
Pemerintah daerah pun dinilai telah menunjukkan komitmen kuat. Ardiansyah Sulaiman, dikatakan Arifah menyebut program pendidikan gratis dan ruang terbuka hijau telah digalakkan secara merata. Ia meyakini kehadiran RBI dapat memperkuat program pemberdayaan hingga ke tingkat desa.
“RBI sendiri dikembangkan dari konsep Desa Kelurahan yang ramah anak dan peduli perempuan. Inilah yang menjadi kunci dari RBI, kolaborasi, kerja sama, dan sinergi dari berbagai pihak,” jelasnya.
Arifah mengungkapkan bahwa perempuan dan anak saat ini mencakup lebih dari dua pertiga penduduk Indonesia. Artinya, kualitas hidup mereka akan menentukan arah pembangunan menuju Indonesia Emas 2045. RBI disebut lahir dari semangat gotong-royong dan menjadi wujud nyata pendekatan kolaboratif.
“Dengan semangat gotong-royong dan kolaborasi, saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus bergandengan tangan,” tegasnya.
Dengan memperkuat sinergi, dirinya ingin memastikan bahwa tidak ada satu pun perempuan dan anak yang tertinggal dalam proses pembangunan bangsa hingga Indonesia Emas 2045 dapat terwujud.
Setelah Kalimantan Selatan, Jambi, Gorontalo, NTT, Jawa Timur, dan DKI Jakarta, Kutai Timur kini resmi bergabung sebagai bagian dari gerakan nasional ini.
Di sisi lain, Ardiansyah Sulaiman turut berterima kasih atas hadirnya Menteri PPPA RI itu di Kutai Timur. Sebagaimana yang diungkapkan Arifah, Kutai Timur berupaya yang terbaik dalam mendorong anak-anaknya mendapatkan hak mengenyam pendidikan, yakni dengan menggratiskan pendidikan 13 tahun dari PAUD-SMA, gratis seragam sekolah, bahkan Program Jemput Bola bagi anak yang akses sekolahnya sulit.
Hadirnya RBI, dinilainya selaras dengan keinginan Pemkab Kutim, yakni memberikan rasa aman dan nyaman bagi perempuan dan anak, serta memenuhi kebutuhan anak dalam hal tumbuh kembangnya.
“Anak-anak harus bisa tumbuh tanpa beban biaya. Itu komitmen kami,” kata Ardiansyah.
Di samping itu, Penatalaksana Harian (PLH) Kepala DP3A (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Kutai Timur Rita Winarni juga mendukung adanya penguatan ketahanan keluarga supaya dapat menghilangkan praktik kekerasan kepada perempuan dan anak.
Ruang Bersama Indonesia, diungkapkan Rita berperan untuk meningkatkan kebersamaan yang lebih akrab dan kekeluargaan di antara semua pihak, sehingga dapat lebih efektif dalam bekerja dan berkolaborasi, memperluas jaringan dan meningkatkan pengetahuan, juga keterampilan, serta membangun sinergi agar dapat bekerja sama dalam berkegiatan sehingga dapat mencapai tujuan bersama.
“Program ini diharapkan para perempuan dan anak dapat memenuhi bakat motivasi dan dorongan kreativitas sehingga membangkitkan rasa persaudaraan dan nasionalisme terhadap generasi muda untuk berkarya dan berkolaborasi,” pungkas Rita. (SH)
