Mencegah Tragedi Keracunan Terulang, Dinkes Kaltim Perketat Pengawasan MBG

Ilustrasi tempat makan MBG

Portalkaltim.com, Samarinda – Bayang-bayang tragedi keracunan massal di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, menjadi pelajaran serius bagi Kalimantan Timur (Kaltim).

Sebanyak 251 siswa SD hingga SMA sempat dilarikan ke rumah sakit, dengan 78 di antaranya masih menjalani perawatan intensif di RSUD Trikora Salakan hingga Jumat (19/9/2025).

Belajar dari insiden itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim menegaskan sistem pengolahan makanan pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus berjalan sesuai standar keamanan pangan internasional.

Nutrisionis Ahli Madya Dinkes Kaltim Saraheni menyebut program berskala besar seperti MBG membutuhkan pengawasan ketat sejak tahap perencanaan.

“Semua sudah dibangun sesuai SOP, mulai dari serah terima makanan, juknis, hingga pedoman pelaksanaan,” ujarnya di Samarinda.

SOP yang dimaksud meliputi perizinan dapur, penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), hingga mekanisme distribusi dan evaluasi rutin.

Selain menjamin kualitas makanan, sistem ini juga dirancang untuk memberdayakan UMKM lokal sebagai pemasok bahan baku, sehingga manfaatnya berlapis, yakni kesehatan siswa terjaga, ekonomi warga pun ikut bergerak.

Data Dinkes pada 2024 menunjukkan, terdapat sekitar 300 kasus keracunan di Kaltim, dengan 15 persen berasal dari jasa boga.

Angka ini memperlihatkan pentingnya langkah pencegahan sebelum program berjalan lebih luas.

Untuk itu, Dinkes menyiapkan sistem pelaporan langsung melalui Puskesmas dan SPPG agar setiap insiden bisa ditindaklanjuti secara cepat.

Lebih jauh, Saraheni menegaskan bahwa keberhasilan MBG tidak hanya soal menyediakan makanan, tetapi memastikan gizi anak meningkat, konsentrasi belajar terjaga, kesehatan stabil, serta absensi sekolah rendah. Semua itu ditujukan untuk menyongsong generasi emas 2045.

“Kerja sama lintas sektor adalah kunci agar sistem berjalan otomatis dan kualitas tetap terjaga,” pungkasnya. (SH)

Loading