Tertunda Bertahun-tahun, Jembatan Menuju Wisata Berau Jadi Sorotan DPRD Kaltim
Portakaltim.com, Samarinda – Akses menuju salah satu kawasan wisata unggulan di Kabupaten Berau masih terkendala oleh infrastruktur yang belum tuntas. Wakil rakyat dari daerah pemilihan Berau, Makmur HAPK, menyoroti lambannya penyelesaian jembatan penghubung, yang dinilai menjadi hambatan besar bagi pergerakan warga maupun wisatawan.
“Sayang sekali jalan yang sudah dibuat, diaspal dan sebagainya, jembatannya belum selesai, jadi kita masih harus pakai perahu,” ujarnya. Dalam tinjauannya, ia menyayangkan pembangunan jalan yang sudah memadai tak diimbangi penyelesaian jembatan yang menjadi titik penghubung utama.
Kondisi ini mencerminkan belum sinkronnya pembangunan infrastruktur antar-tingkatan pemerintahan. Dalam teori pembangunan wilayah, infrastruktur transportasi yang terintegrasi merupakan prasyarat untuk menciptakan konektivitas dan memperkecil ketimpangan antarwilayah. Jalan tanpa jembatan ibarat urat nadi yang terputus.
Makmur menekankan bahwa jembatan ini tidak hanya penting untuk mendukung sektor pariwisata, tetapi juga vital bagi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat lokal. “Sekarang ini kawasan tersebut sudah menjadi destinasi wisata yang luar biasa. Pulau-pulau di sekitarnya juga terpelihara dengan baik,” tambahnya.
Sebagai anggota Komisi IV DPRD Kaltim, ia merasa bertanggung jawab mengawal proyek tersebut agar tidak terus tertunda. Pembangunan jembatan akan mempercepat mobilitas, memangkas ongkos logistik, dan membuka peluang usaha baru bagi masyarakat setempat.
Terlebih, Kaltim kini tengah mendorong pendekatan ekowisata—yakni model pariwisata berbasis kelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat. Akses yang mudah namun ramah lingkungan menjadi syarat utama agar pengembangan wisata tidak merusak daya dukung ekologis kawasan.
“Jadi menurut saya ini perlu didukung,” tutup Makmur. Ia berharap Pemprov Kaltim segera menetapkan proyek ini sebagai prioritas, mengingat dampaknya yang luas terhadap konektivitas, pemerataan pembangunan, dan daya saing sektor pariwisata daerah.