Terendam Banjir, Proyek SPAM PDAM Kutim Dinilai Kurang Perencanaan

Kondisi proyek SPAM PDAM yang terendam banjir

Portalkaltim.com, Kutai Timur — Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim) menggelar rapat mengenai Pembangunan Instalasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kecamatan Telen dan permasalahan Tanggul PT Kemilau Indah Nusantara (KIN).

Rapat yang dilaksanakan di Ruang Hearing DPRD Kutim pada Rabu (21/05/2025) itu dipimpin langsung oleh Ketua Komisi C DPRD Kutim Ardiansyah dan juga dihadiri oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP), dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Suasana RDP Komisi C DPRD Kutim bersama Dinas PUPR, DLH dan Dinas Perkim
Suasana RDP Komisi C DPRD Kutim bersama Dinas PUPR, DLH dan Dinas Perkim

Pada rapat tersebut, para jajaran Komisi C pertama-tama membahas mengenai proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang terus tergenang air banjir, padahal proyek SPAM tersebut masih dalam tahap pengerjaan.

Proyek yang berada di Desa Marah Haloq, Kecamatan Telen Kutim itu dinilai berada terlalu rendah sekaligus terletak di sekitaran sungai. Proyek yang bernilai 13 Miliar dari anggaran perubahan 2024 itu dianggap kurang secara perencanaan.

“Kalau di samping tempat tinggi walaupun hujan bagaimana pun masih aman, tapi kalau ditaruh di tempat yang memang rendah, kita kasih solusi bagaimanapun tetap terendam,” ucap Ardiansyah saat RDP di DPRD Kutim.

Perwakilan dari DPUPR Leli, menjelaskan bahwa ketika hearing tahun lalu di ruangan yang sama saat rapat ini berlangsung, proyek yang sedang dikerjakan ini memang belum selesai sepenuhnya.

Dirinya juga mengungkapkan ketika bulan Desember, hulu sudah terlihat tinggi daripada tanah di sekitar proyek, kontraktor dari pihak ketiga menyampaikan tidak ada yang masuk ke dalam pipa proyek SPAM.

“Sebenarnya kita juga sudah mulai membangun dindingnya, ternyata air itu sudah lebih tinggi. Jadi upaya kami ke depan ini kita akan mencoba melihat aliran mana yang bisa dialirkan supaya tidak terjadi,” ungkap Leli

Selain itu, ia juga menjelaskan jika posisi pipa yang berada di bawah, dikarenakan posisi pipa pada umumnya berada di atas. Dirinya pun mengatakan setelah air akan diolah, maka air tersebut akan turun ke bawah karena adanya gravitasi.

“Jadi tidak memompa gitu, tidak perlu biaya yang lebih banyak,” jelasnya.

Terakhir, ia beserta jajaran akan segera menyelesaikannya, juga dirinya berharap mendapatkan bantuan berupa anggaran tambahan untuk segera menyelesaikan proyek ini.

“Kami akan segera menyelesaikan dan mudah-mudahan Bapak-bapak juga bisa membantu dari sisi anggaran untuk aliran air yang akan diselesaikan ini,” tuturnya. (TS)

Loading