Bupati Ajak BPD Kutai Timur BPD Awasi Desa Tanpa Menghalangi
Portalkaltim.com, Sangatta – Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Persatuan Anggota Badan Permusyawaratan Desa Seluruh Indonesia (PABPDSI) se-Kabupaten Kutai Timur di Gedung Serba Guna, Jumat (17/10/2025).
Acara ini menjadi momentum penting memperkuat sinergi antara Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan pemerintah desa dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan berdaya saing.
Ardiansyah menegaskan bahwa rapat kerja ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan ajang konsolidasi untuk memperkuat fungsi representasi BPD sebagai wakil masyarakat di tingkat desa.
“BPD adalah ujung tombak demokrasi desa, yang berperan memastikan pembangunan berjalan transparan, akuntabel, dan partisipatif,” ujarnya.

Dalam arahannya, orang nomor satu di Kutai Timur itu menekankan pentingnya peningkatan kapasitas dan integritas anggota BPD agar mampu menjalankan fungsi pengawasan secara efektif.
Ia juga menyoroti peran strategis BPD dalam mengawal pelaksanaan Bantuan Keuangan Khusus Desa (Bankeukusdes) yang kini menyasar langsung hingga ke tingkat RT.
“Program Bankeukusdes memberikan Rp250 juta per RT untuk mempercepat pembangunan. Tapi ketua RT bukan pengguna anggaran, laporan tetap harus disampaikan ke desa. Di sinilah BPD berperan penting dalam pengawasan,” tegasnya.
Politisi PKS ini menjelaskan bahwa BPD memiliki hak untuk memberikan arahan atau teguran jika RT tidak memahami kondisi lingkungannya. Ia juga menegaskan bahwa BPD harus mampu menjalankan perannya secara proporsional.
Dana Bankeukusdes harus digunakan sesuai kebutuhan masyarakat, seperti penerangan jalan umum, penyediaan air bersih melalui SPAM-RT, pelatihan keterampilan, serta intervensi gizi untuk penurunan stunting.
“Kata kuncinya adalah mengawasi tanpa menghalangi. BPD dan kepala desa harus bekerja bersama, bukan berhadapan,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga berharap hasil Rakerda mampu menghasilkan rekomendasi konkret yang memperkuat kelembagaan desa.
“Mari jadikan forum ini sebagai wadah tukar pikiran untuk memperkuat desa sebagai poros pembangunan Kutai Timur yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing,” tutup Ardiansyah Sulaiman. (SH)
