Bengalon Terus Berbenah: Dari Wisata hingga Ketahanan Pangan, Bukti Kemajuan Wilayah Pesisir Kutim
Portalkaltim.com, Kutai Timur — Kecamatan Bengalon, salah satu wilayah pesisir di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), mulai menunjukkan perkembangan signifikan di berbagai sektor. Mulai dari pariwisata, pertanian, hingga infrastruktur dasar, wilayah ini kini menata diri sebagai kawasan yang nyaman dan layak huni bagi masyarakatnya.

Pelaksana tugas (Plt) Camat Bengalon, Permana Lestari, mengungkapkan bahwa pemerintah setempat bersama berbagai pihak terkait terus berupaya memperkuat potensi daerah yang ada serta mempertahankannya. Salah satu sektor yang menonjol adalah pariwisata.
“Pariwisata di Bengalon sudah mulai dikenal. Seperti di Desa Sekrat, Muara Bengalon, dan Tepian Langsat. Beberapa di antaranya sudah menjadi agenda tahunan dan mendapat perhatian dari Pemkab Kutim,” ujar Permana saat diwawancarai seusai upacara HUT Kutim di Kantor Bupati Kutim, Minggu (12/10/2025).
Tak hanya lewat wisata alamnya, Bengalon juga mulai dikenal melalui produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) unggulan seperti Amplang Bengalon dan Bajabu. Bahkan, Amplang Bengalon telah mewakili Provinsi Kalimantan Timur di tingkat nasional.
“Alhamdulillah, kemarin Amplang Bengalon sampai ke pusat, mewakili provinsi,” ucapnya.

Di sektor infrastruktur, Bengalon kini melanjutkan pembangunan pasar rakyat tahap pasar di Desa Sepaso, yang sebelumnya telah dikerjakan tahun lalu namun belum rampung 100 persen.
“Pasar ini sangat dibutuhkan masyarakat karena merupakan infrastruktur dasar. Jadi tahun ini pembangunannya kembali dilanjutkan,” jelasnya.
Untuk akses jalan, ia mengakui kondisi jalan nasional yang menghubungkan Sangatta–Bengalon belum sepenuhnya baik, meski perbaikan terus dilakukan.
“Namanya daerah berkembang, aktivitas tinggi, otomatis jalan sering dilewati, terutama oleh truk pengangkut muatan, jadi cepat rusak. Tapi sudah dilakukan perbaikan,” tuturnya.
Selain itu, Bengalon juga menjadi contoh kolaborasi dalam ketahanan pangan, bekerja sama dengan perusahaan setempat. Salah satu program unggulan adalah padi gunung yang dibina oleh PT Perkasa Inaka Kerta (PIK) di Desa Persiapan Sekurau Atas.
“Harga per kilonya bisa sampai Rp25 ribu. Ini bukti pembinaan berjalan baik,” ungkapnya.
Sektor pelayanan dasar pun turut menjadi perhatian. Pemerintah telah menyalurkan listrik hampir ke seluruh desa, meski masih ada beberapa titik yang belum teraliri penuh. Hal serupa juga terjadi pada jaringan air bersih yang kini dikelola oleh PDAM Tira Tuah Benua unit Bengalon.
“Bahkan air di Desa Sepaso Barat itu kualitasnya bagus sekali, sampai bisa dijual untuk isi ulang galon,” katanya.
Untuk sektor kesehatan, Bengalon kini telah memiliki Rumah Sakit Santa Elisabeth, yang mampu melakukan operasi kecil tanpa harus merujuk pasien ke Sangatta.
“Dulu operasi kista harus ke Sangatta, sekarang bisa dilakukan di sini, di RS Santa Elisabeth,” ujarnya.
Dalam dua bulan terakhir, fokus utama Kecamatan Bengalon adalah memperkuat ketahanan pangan lokal, terutama di wilayah pertanian seperti Desa Sekrat dan Sepaso Barat.
“Kami sedang giat mengembangkan sawah dan pangan lokal. Bahkan, tanggal 18 nanti akan ada peresmian dan pelantikan tim ketahanan pangan sekaligus pelantikan KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Bengalon,” jelasnya.
Ia menambahkan, sektor pendidikan dan penanganan banjir juga menunjukkan perkembangan positif. Infrastruktur sekolah kini lebih merata, sementara daerah rawan banjir telah mendapatkan perhatian dari Bappeda Kutim.
“Sudah ada anggaran untuk penanganan banjir, kemungkinan mulai terealisasi di 2026 atau saat perubahan anggaran tahun ini,” tuturnya.
Dengan berbagai capaian ini, Bengalon perlahan menegaskan diri sebagai wilayah pesisir yang tidak hanya bergantung pada sumber daya alam (SDA), tetapi juga sedang menata arah pembangunan yang berkelanjutan.
“Namanya daerah berkembang, pasti bertahap. Tapi yang jelas, Bengalon sekarang sudah bergerak ke arah yang lebih baik,” pungkasnya. (mh)
