26 Tahun Kutim Berdiri, Bupati: Dari Tanah Harapan Menuju Daerah Berdaya Saing

Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman

Portalkaltim.com, Kutai Timur — Kabupaten Kutai Timur (Kutim) telah menginjak usia yang ke-26 tahun. Bukan waktu yang sebentar untuk sebuah daerah yang dulu lahir dari hasil pemekaran sebuah Kabupaten yang begitu luas.

Bahkan luasnya Kabupaten Kutai sebelum pemekaran ialah 95.046 km², lebih besar dari seluruh Provinsi Jawa Tengah (Jateng), dan juga lebih besar dari Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Kutim merupakan tempat yang penuh dengan harapan untuk menjadi rumah yang makmur bagi seluruh warganya. Kini, dua puluh enam tahun kemudian, Kutim telah menjelma menjadi salah satu kabupaten terluas dan paling berkembang di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Momentum hari jadi ke-26 yang diperingati dalam Sidang Paripurna Ke-9 perihal Mendengarkan Pidato Bupati Kutim Dalam Rangka Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-26 Kutim di Ruang Sidang Utama DPRD Kutim menjadi sebuah refleksi perjalanan panjang.

Di hadapan para anggota dewan, unsur Forkopimda, tokoh masyarakat, dan para generasi muda, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyampaikan rasa syukur sekaligus evaluasi atas capaian pembangunan daerah.

Suasana Rapat Paripurna perihal mendengarkan pidato Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman
Suasana Rapat Paripurna perihal mendengarkan pidato Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman

“Usia ke-26 ini bukan hanya angka. Ini adalah perjalanan panjang dari kerja keras, kolaborasi, dan doa seluruh masyarakat. Kita mulai dari nol, dengan segala keterbatasan, tapi berkat semangat gotong royong dan visi bersama, Kutim tumbuh menjadi kabupaten yang mandiri dan berdaya saing,” ujar Ardiansyah dalam pidatonya pada Kamis (9/10/2025).

Selama dua dekade lebih, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim terus menunjukkan arah yang positif dalam melakukan pembangunan di Kutim.

Pada sektor infrastruktur contohnya, Pemerintah Daerah (Pemda) berhasil membuka keterisolasian antarwilayah dengan pembangunan jalan penghubung, jembatan, hingga peningkatan sarana perdesaan.

Sementara dalam bidang pendidikan dan kesehatan, berbagai program pelayanan dasar terus diperkuat untuk memastikan pemerataan akses di pelosok daerah.

Ardiansyah menilai, pembangunan tidak hanya diukur dari fisik dan ekonomi, tetapi juga dari pemberdayaan masyarakat.

Program pertanian, perkebunan, serta usaha mikro kecil menengah (UMKM) terus digiatkan agar ekonomi lokal semakin tangguh menghadapi perubahan global.

“Kami ingin Kutim berdiri di atas kaki sendiri. Potensi alam yang besar harus diolah dengan bijak untuk kesejahteraan masyarakat, bukan hanya untuk angka pertumbuhan ekonomi,” ucpanya.

Peringatan HUT kali ini juga menjadi ajang introspeksi bagi seluruh instansi pemerintah dan masyarakat. Ia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor antara Pemda, DPRD, dunia usaha, dan masyarakat. Menurutnya, tanpa kebersamaan, percepatan pembangunan akan kehilangan arah.

“Kita sudah melangkah jauh, tapi perjalanan belum selesai. Kutim harus terus tumbuh menjadi kabupaten yang adil, makmur, dan berkelanjutan. Karena masa depan daerah ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi milik kita bersama,” tegasnya.

Momen ini tak hanya menjadi upacara peringatan seremonial belaka, melainkan pengingat akan cita-cita awal berdirinya kabupaten, membangun daerah ini dengan karakter, budaya, dan sumber daya yang kuat. (mh)

Loading