Dari Pengusaha ke Politikus, Kini Bersiap Jadi Ketua Golkar Kutim
Portalkaltim.com, Kutai Timur – Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sekaligus Sekretaris Partai Golongan Karya (Golkar) Kutim Sayid Anjas, akhirnya menyatakan kesiapannya dalam maju sebagai calon Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golongan Karya (Golkar) Kutim.
Pernyataan itu ia sampaikan pada agenda sarasehan dan silahturahmi yang diadakan di Hotel Royal Victoria Sangatta, Rabu (10/9/2025), yang turut dihadiri oleh pengurus partai, tokoh senior, hingga kerabat dekatnya.
Meski pada acara tersebut Anjas mengungkapkan bahwa baru 90 persen akan maju sebagai ketua, ia menegaskan bahwa tekadnya akan semakin bulat untuk maju setelah mendapat dukungan dan restu dari para seniornya dan tokoh Partai Golkar.
“Malam ini adalah penguatan bagi saya. Saya ingin restu agar 100 persen, terutama dari orang tua dan para senior. Kalau itu diberikan, maka itu titah yang tidak bisa saya langgar,” ucap Anjas kepada awak media seusai acara.
Selain itu, dirinya menjelaskan mekanisme pencalonan Ketua DPD II Golkar Kutim harus memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Golkar, pernah menjadi pengurus, serta mengantongi minimal 30 persen dukungan dari total 23 pemilik suara, yang terdiri dari Pengurus Tingkat Kecamatan (PTK) dari 18 Kecamatan di Kutim, unsur pendiri, Dewan Penasehat (Wanhat), DPD I, hingga DPD II.
Meski enggan merinci angka, Anjas menegaskan dirinya telah memenuhi syarat dukungan.
“Yang pasti lebih dari 30 persen. Itu artinya kami siap maju sebagai calon,” tegasnya.
Menanggapi potensi rival dalam maju sebagai Ketua DPD ll Golkar, ia menyebut semua kader memiliki peluang yang sama untuk maju.
“Golkar ini terbuka. Siapa saja kader bisa maju. Persaingan itu sehat,” ujarnya.
Terdapat hal yang menarik, dirinya menyebut motivasi utamanya dalam terjun ke politik ialah ingin melakukan ibadah. Sebagai seorang pengusaha, ia merasa kontribusinya terbatas. Namun lewat dunia politik, peluang untuk memberi manfaat kepada masyarakat lebih luas bisa terbuka.
“Kalau sebagai pengusaha, paling saya bisa bantu masjid Rp20 juta. Tapi kalau di politik, bisa Rp20 miliar. Itu amal ibadah luar biasa. Itulah niat saya,” ungkapnya
Terkait dinamika internal, ia menilai perbedaan pandangan hingga gesekan jelang Musda adalah hal wajar.
“Golkar ini partai besar, romantikanya tinggi. Tapi selesai bertarung, semua akan dirangkul lagi. Saya sudah 20 tahun di Golkar, dari bawah sampai sekarang jadi sekretaris. Jadi sudah saatnya maju ke langkah selanjutnya,” pungkasnya. (TS)
