Program Bibit Sapi Dipangkas, Ketua DPRD Kaltim Soroti Peluang Swasembada yang Terancam

Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud

Portakaltim.com, Samarinda – Pengurangan anggaran program bantuan bibit sapi dalam pembahasan Rancangan Pertanggungjawaban APBD 2024 dinilai berisiko menghambat upaya swasembada ternak di Kalimantan Timur. Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud, menyayangkan kebijakan ini, padahal potensi lokal sangat mendukung pengembangan sektor peternakan.

“Sapinya kan kita masih ekspor, kirim dari luar daerah. Bukan impor, karena daerah di luar Kaltim. Nah bagaimana caranya supaya ke depan itu nggak perlu,” ujarnya.

Hasanuddin menyoroti keterkaitan erat antara sektor peternakan dan perkebunan, khususnya kelapa sawit. Ia menilai limbah sawit seperti pelepah dan bungkil bisa menjadi sumber pakan ternak alternatif yang belum dimanfaatkan secara maksimal.

“Kita kan punya luas lahan, terus banyak sawit yang jadi makanan pokok ternyata, buntil di sapi itu. Kalau gitu dikerjasamakan. Itu salah satu,” jelasnya.

Menurutnya, pemangkasan program bibit sapi berpotensi memutus rantai penting dari pembangunan peternakan berbasis sumber daya lokal. Padahal, Kalimantan Timur memiliki peluang besar untuk mandiri secara pangan jika pendekatan lintas sektor dijalankan dengan serius.

Hasanuddin juga mengkritisi belum adanya kebijakan terpadu yang menghubungkan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan. Ia menyebut potensi tersebut akan sia-sia jika tidak dikelola dengan strategi yang terencana.

“Kita ini punya potensi. Tapi kalau tidak dikelola secara terarah dan terus-terusan kirim dari luar, ya sampai kapan kita bisa mandiri?” katanya lagi.

Sebagai Ketua DPRD, Hasanuddin berharap agar pemerintah provinsi meninjau kembali skala prioritas belanja daerah, terutama yang menyangkut ekonomi kerakyatan. Program seperti bibit sapi harus dilihat bukan sekadar proyek tahunan, tetapi sebagai investasi jangka panjang untuk kemandirian pangan.

Ia menegaskan bahwa belanja pembangunan harus memberi dampak yang nyata dan berkelanjutan, bukan sekadar memenuhi target anggaran.

“Harus dilihat dampaknya, bukan hanya besarannya,” pungkasnya.

Loading