SDM Terbatas, Damayanti Desak Pemerintah Atasi Krisis Guru dan Nakes di Kaltim
Portakaltim.com, Samarinda – Di balik gencarnya pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan, Kalimantan Timur justru menghadapi krisis yang tak kalah mendesak: kekurangan guru dan tenaga kesehatan. Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Damayanti, mengingatkan bahwa tanpa SDM yang cukup, pelayanan publik akan lumpuh meskipun gedung megah telah berdiri.
“Banyak sekali guru-guru kita yang mulai pensiun, dan juga tenaga kesehatan yang jumlahnya mulai berkurang. Ini harus menjadi catatan penting bagi pemerintah,” ujar Damayanti.
Menurutnya, kelangkaan tenaga pendidik dan medis sudah terasa di berbagai wilayah, termasuk kota-kota besar, bukan hanya daerah terpencil. Pemerintah diminta segera menyusun strategi konkret, mulai dari rekrutmen baru hingga pengangkatan tenaga honorer sebagai solusi jangka pendek.
“Kalau kita bicara tentang pendidikan gratis dan layanan kesehatan yang baik, maka SDM-nya harus dipenuhi. Kalau tidak, percuma saja program-program itu,” tegasnya.
Damayanti juga menyoroti pentingnya pemerataan distribusi tenaga kerja. Pemerintah provinsi diminta aktif berkoordinasi dengan kabupaten/kota agar pemetaan kebutuhan SDM bisa lebih presisi dan tidak timpang antarwilayah.
“Kami mendorong agar persoalan ini tidak dibiarkan berlarut-larut. Harus ada evaluasi dan perencanaan yang matang agar pelayanan publik tidak terganggu,” lanjutnya.
Ia menilai, penurunan kualitas pelayanan di sekolah dan puskesmas sudah mulai terasa. Rasio murid-guru yang tidak seimbang dan minimnya petugas medis di layanan dasar menjadi sinyal bahwa intervensi segera sangat dibutuhkan.
Komisi IV DPRD Kaltim pun menyerukan agar data kebutuhan tenaga kerja pendidikan dan kesehatan diperbarui secara berkala, sehingga pengalokasian anggaran bisa lebih efektif.
“Jangan sampai hak masyarakat atas pendidikan dan kesehatan terganggu hanya karena masalah distribusi tenaga kerja,” pungkas Damayanti.
![]()








