Andi Satya: Distribusi Dokter Harus Diatur Ulang, Daerah 3T Butuh Perhatian Serius
Portakaltim.com, Samarinda – Persoalan tenaga kesehatan di Kalimantan Timur bukan hanya soal jumlah, tetapi juga distribusi. Hal ini disoroti Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, yang menilai bahwa wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) masih mengalami kekurangan dokter secara signifikan.
“Yang paling penting bukan hanya menambah jumlah dokter dan tenaga kesehatan, tapi juga memikirkan distribusinya ke daerah-daerah 3T. Kalau tidak ada insentif tambahan, tidak ada dokter yang mau bekerja di sana,” ucapnya.
Ia menggarisbawahi bahwa jenis tenaga medis tertentu sangat dibutuhkan di pelosok, terutama dokter spesialis. Tanpa kehadiran mereka, proses rujukan menjadi sulit dan berisiko bagi pasien yang memerlukan penanganan cepat.
“Kalau tidak ada, pasien yang harus dirujuk akan kesulitan, apalagi akses dari daerah seperti Mahulu yang sangat jauh dan berat infrastrukturnya,” lanjutnya.
Secara ilmiah, laporan WHO menyebutkan bahwa penyediaan insentif finansial dan fasilitas kerja yang layak merupakan kunci utama agar dokter bersedia dan bertahan lama di daerah terpencil. Tanpa intervensi ini, ketimpangan pelayanan kesehatan akan terus terjadi.
Andi mendorong agar kebijakan insentif masuk dalam kerangka perencanaan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) lima tahun ke depan. Menurutnya, ini penting agar ada kepastian dan keberlanjutan program distribusi tenaga kesehatan.
Ia juga menekankan bahwa solusi ini tidak bisa dikerjakan sendiri oleh satu pihak. Kerja sama lintas lembaga menjadi kunci agar distribusi dokter lebih merata dan masyarakat desa tidak terus-menerus menjadi korban minimnya layanan dasar.
![]()





