Hadiah Kecil di Piala Soeratin U-15 Balikpapan Disorot, Dispora Kaltim Minta Publik Lihat Proses Bukan NilaiIsi

penerima piala soeratin di balikpapan

Portalkaltim.com, Samarinda — Dunia maya sempat dihebohkan dengan unggahan akun Instagram @infobolaindonesia01 yang menyentil hadiah juara pada ajang Piala Soeratin U-15 Balikpapan 2025. Dalam unggahan tersebut, tersirat sindiran soal nilai hadiah yang dinilai tidak sebanding dengan kemeriahan acara.

“Hadiah juara Piala Soeratin U-15 Balikpapan 2025. Hadiah tak seberapa, spanduk di belakangnya luar biasa,” tulis akun tersebut dalam caption unggahannya yang kemudian menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta sepak bola Kaltim.

Merespons hal tersebut, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kalimantan Timur, Rasman Rading, angkat bicara. Ia menilai kritik publik sebagai bentuk perhatian yang sah-sah saja, namun berharap semua pihak juga melihat dari sudut pandang proses dan niat baik pemerintah.

“Jangan dilihat dari besar-kecilnya hadiah semata. Kami justru sedang berupaya membangkitkan geliat sepak bola usia dini di daerah-daerah yang sebelumnya nyaris tidak tersentuh kegiatan seperti ini,” ujar Rasman saat ditemui beberapa waktu lalu.

Menurut Rasman, penyelenggaraan kejuaraan seperti Soeratin U-15 di tingkat kabupaten/kota sebenarnya adalah bagian dari strategi pembangunan sistemik sepak bola di Kalimantan Timur. Ia menyebut, banyak Sekolah Sepak Bola (SSB) yang aktif di daerah, namun belum pernah mendapatkan panggung kompetisi resmi.

“Justru ini langkah awal. Kami dari provinsi sengaja mendorong agar kejuaraan bisa dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota. Harapannya, daerah punya inisiatif sendiri nantinya. Ini semacam pemantik,” jelasnya.

Ia juga menekankan bahwa pelaksanaan kejuaraan ini merupakan amanat langsung dari Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Sepak Bola Nasional, yang salah satu poin pentingnya adalah memperluas jangkauan pembinaan usia dini ke seluruh wilayah Indonesia.

Rasman mengajak masyarakat untuk lebih menghargai proses panjang dalam membangun prestasi, bukan hanya menyoroti nilai hadiah. Menurutnya, mental juara tidak dibentuk dari besarnya piala atau hadiah uang, tetapi dari proses pembinaan yang berkelanjutan dan kompetisi yang sehat sejak usia dini.

“Kalau hanya fokus pada nilai uang, maka esensi kejuaraan sebagai bagian dari pembinaan bisa hilang. Kami sedang berproses. Kalau tidak dimulai sekarang, kapan lagi anak-anak daerah punya ruang tampil?” katanya lugas.

Ia pun berharap ke depan, kegiatan seperti ini bisa dikolaborasikan dengan lebih banyak pihak, termasuk pemerintah daerah, KONI, hingga sponsor lokal, agar dukungan terhadap pengembangan sepak bola usia muda semakin kuat dan berkelanjutan.

“Sepak bola tak bisa dibangun instan. Butuh waktu, dukungan, dan kesabaran dari semua pihak. Kami tidak sempurna, tapi kami bergerak,” tutup Rasman.

Loading