Lebih Tinggi dari Kaltim, Indeks Integritas Pendidikan Kutim 71,26%

Wakil Bupati Kutai Timur Mahyunadi
Wakil Bupati Kutai Timur Mahyunadi

Portalkaltim.com, Kutai Timur – Kabar soal korupsi yang terus bermunculan di berbagai platform berita dan media sosial membuat masyarakat resah. Baru saja mendengar korupsi yang nominalnya bikin ternganga sebesar Rp300 triliun yang melibatkan suami aktris cantik kenamaan Sandra Dewi, yakni Harvey Moeis, yang ramai dibincangkan tahun 2024 lalu.

Seolah hendak menyalip prestasi tinggi korupsi tersebut, PT Pertamina Parta Niaga melesat ke posisi tertinggi yang hampir-hampir membuat masyarakat henti jantung pada awal tahun 2025.

Kasus korupsi yang menyeret Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Parta Niaga Riva Siahaan dan para konco-konconya itu senilai Rp968,5 triliun. Tumpukan uang korupsi itu merupakan hasil oplosan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax dengan Pertalite sejak 2018-2023.

Beberapa kasus korupsi lainnya juga terus timbul dan meramaikan awal tahun 2025. Terlihat amat meriah kasus-kasus korupsi menghiasi buku catatan resolusi Indonesia 2025, yang seharusnya diisi dengan prestasi.

Untuk sedikit memberikan kelegaan terhadap masyarakat, khusus warga Kitai Timur. Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) dalam acara peluncuran Indeks Integrasi Pendidikan Tahun 2024 dan penandatanganan komitmen bersama penyelenggaraan pendidikan anti korupsi, Rabu (24/4/2025), merilis bahwa Survei Penilaian Integritas (SPI) (Kutai Timur) berada di angka 71,26 persen.

Peluncuran Indeks Integrasi Pendidikan Tahun 2024 oleh KPK RI di Kutai Timur
Peluncuran Indeks Integrasi Pendidikan Tahun 2024 oleh KPK RI di Kutai Timur

Nilai ini sedikit lebih tinggi dari rata-rata SIP di Kalimantan Timur (Kaltim), yakni 70,55 persen. Kendati demikian, ini merupakan prestasi baik bagi dunia pendidikan di Kutai Timur.

SIP ini dinilai dari beberapa indikator, salah satunya tingkat mencontek dan plagiarisme di kalangan anak dalam masa pendidikan mulai dari jenjang SD sampai perguruan tinggi.

Dijelaskan Wakil Bupati Kutai Timur Mahyunadi yang memimpin acara tersebut, angka mencontek dan plagiarisme tertinggi di Kutai Timur dicatat sampai 90 persen oleh mahasiswa di perguruan tinggi. Sementara, jenjang SD terlibat aksi contek sampai 60 persen.

“Angka nyontek itu 60% sepertinya tadi ada di pendidikan sekolah dasar. Kemudian, juga termasuk besar sampai 90% nyontek di pendidikan tinggi,” jelas Mahyunadi.

Mencontek dan plagiarisme adalah salah satu dari bibit-bibit pencetak koruptor. Untuk itu, penting agar semua pihak berkolaborasi menuntaskan bibit koruptor sejak dini, termasuk di masa sekolah, yang merupakan pembentukan moral dan karakter.

“Harus kita minimalisir dan kita cegah nanti kita memberikan pengawasan terhadap itu,” tegas Mahyunadi, yang menekankan pentingnya edukasi anti korupsi sejak dini.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur Mulyono mengapresiasi SPI Kutai Timur yang cukup baik itu. Nilai yang lebih tinggi dari Kaltim, juga mencerminkan upaya integritas pendidikan yang baik di lingkungan pendidikan Kutai Timur.

Nilai ini, diharapkannya, tidak hanya diam di tempat. Seiring berjalannya waktu, ia yakin dan optimis nilai tersebut akan merangkak naik dengan segala perhatian dan upaya dari pemerintah menuntaskan bibit koruptor melalui jalur pendidikan.

“SPI kita cukup bagus bagus, artinya apa-apa yang menjadi penilaian dari SPI ini di Kutai Timur sudah berjalan dengan cukup baik,” tandas Mulyono. (SH)

Loading

Penulis: SH/Editor: Fdlh