SANGATTA – Hepnie Armasnyah, anggota DPRD Kutai Timur, menyoroti pembangunan Jembatan Telen yang mengalami progres yang minim dan mengungkapkan keyakinannya bahwa proyek tersebut tidak akan selesai sesuai dengan skema yang ada saat ini.
“Nggak akan selesai itu, seandainya selesai ngikutin skema yang sekarang,” ungkap Hepnie kepada awak media.
Lebih lanjut, Hepnie menyatakan bahwa ia tidak ingin berkomentar terlalu jauh, namun ia akan terus mengingatkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kutim, Muhir, untuk memastikan agar progres pembangunan tidak melebihi rencana yang telah ditetapkan.
“Saya hanya berkomentar terkait skema pembayaran MYC. Itu tidak mau saya ajari, tapi saya ingatkan ke Pak Muhir untuk tidak melebihi progres yang telah direncanakan, harus sesuai dengan skema pembayaran,” kata Hepnie.
Ia juga menegaskan bahwa yang perlu diperhatikan adalah bukan sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) dari Multi Years Contract (MYC), tetapi silpa dari APBD.
Dalam rapat dengan Dinas PUPR, Hepnie mengatakan bahwa mereka tetap optimis bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut meskipun ada pembayaran yang belum dipastikan.
“Artinya, beliau masih optimis bahwa semuanya bisa selesai. Namun, pembayarannya masih dalam tanda kutip,” ujar Hepnie.
Menanggapi proyek-proyek lainnya, Hepnie menyatakan bahwa progresnya tetap berlanjut. Namun, ia meragukan bahwa beberapa proyek akan selesai mengingat ada anggaran yang tidak terserap.
“Semua proyek berlanjut, tapi menurut saya beberapa tidak akan selesai karena sudah ada anggaran yang tidak terserap. Jika anggaran sudah menjadi silpa, itu berarti kemungkinan besar tidak akan 100% selesai,” tambahnya.
Terakhir, ia menyampaikan rasa lega dan kebahagiaannya karena Kepala Dinas PUPR akhirnya menghadiri rapat tersebut.
“Kami memanggilnya hanya untuk klarifikasi tanpa tujuan lain. Saya sangat lega dan bahagia bahwa Pak Muhir bisa hadir,” tutupnya.ADV