SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) baru saja menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045, di Ruang Meranti Kantor Bupati Kutim, Selasa 14 Mei 2024 lalu.
Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyatakan bahwa RPJPD 2025-2045 merupakan dokumen yang memuatkan visi pembangunan daerah yang komprehensif, memaparkan kerangka kerja kebijakan yang berorientasi pada hasil, dan telah singkron dengan inisiatif pembangunan nasional dan global.
Dalam pidatonya Ardiansyah mengatakan bahwa ia ingin agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang terjadi saat ini maupun di masa depan kelak.
“Inilah yang kita inginkan artinya pertumbuhan ekonomi kerakyatan itu secara mikro bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.
“Oleh karenanya dengan pertumbuhan baru ini saya sudah meminta kepada dinas tanaman pangan, holtikultura dan petanakan untuk mengambil langkah-langkah strategis diantaranya dengan memperluas tanaman,” selanjutnya.
Bupati putih melanjutkan bahwa saat ini terjadi peningkatan yang signifikan dalam permintaan ekspor berbagai komoditi pertanian dan perkebunan di Kutim ke berbagai negara di luar negeri.
“Karena pisang kita diminta 500 ton oleh Malaysia maka kita butuh ribuan hektare baru lagi. Kemudian nanas kemarin juga sudah ada komunikasi dengan Polandia kemarin kita bersyukur PT Kiani menyiapkan lahannya 50 ribu hektare untuk ditanami nanas dan nanas ini kita bangga tidak ada duanya di Indonesia punya DNA sendiri yang merupakan hasil dari kajian di IPB,” katanya.
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa untuk komoditi jenis aren genjah dan juga coklat memiliki potensi ekspor yang tidak kalah luar biasa. Hal itu diharapkan dapat menjadi awal dari pergeseran tumpuan ekonomi Kutim dari SDA tambang dan migas menjadi SDA yang dapat diperbaharui seperti hasil pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
“Kita bersyukur kita punya potensi luar biasa begitu juga aren genjak yang tidak ada di tempat lain tinggal bagaimana kita mengembangkan berikutnya sebagai potensi untuk peningkatan ekonomi kerakyatan,” bebernya
“Dan yang tidak kalah penting potensi lain seperti coklat kemudian aren genjak kita harapkan dua ini juga akan mengikuti perkembangan komunitas lain. Untuk coklat sementara ini dimanfaatkan oleh tetangga kita ya jadi trademark tetangga kita itu dengan coklat yang bahan bakunya dari Kutai Timur,” tambahnya
Ardiansyah melanjutkan bahwa untuk hasil sawit ia mengatakan kepada para pengusaha sawit yang hadir menyimak pidatonya bahwa diharapkan segera akan berdiri industri turunan kelapa sawit di Kawasan Ekonomi Maloy.
“Nah sawit kita berharap saat ini dan kita mohon di kebetulan hadir pengusaha-pengusaha sawit, perusahaan sawit kita berharap bapak ibu sekalian ya, di kawasan ekonomi maloy itu seharusnya segera berdiri industri turunan kelapa sawit,” tuturnya.ADV