Sangatta – Menyelami keindahan alam dan keberagaman hayati, profesi fotografi hewan langka menjadi ladang yang menggiurkan. Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Kutai Timur, Siang Geah, mengungkapkan potensi besar yang bisa diraih oleh para peneliti dan fotografer melalui dokumentasi hewan langka.
“Kalau mau jadi peneliti itu bawa kamera, nginap di hutan jepret sembarangan aja, nanti baru dilihat binatang apa. Apalagi jika hasil jepretan itu dijual, harganya tinggi, terutama jika dijadikan lambang kosmetik atau ikon iklan,” ujar Siang Geah.
Namun, dalam kesuksesan tersebut, Siang Geah memberikan peringatan penting terkait risiko yang mungkin timbul. “Jangan sampai hewan-hewan langka ini disalahgunakan oleh oknum-oknum yang ingin ambil untung dari perdagangan hewan langka. Perlu hati-hati agar mereka tidak jatuh ke tangan yang salah,” tegasnya.
Dalam konteks ini, Siang Geah memaparkan potensi risiko terkait dengan penyalahgunaan profesi ini untuk kepentingan perdagangan hewan langka. “Meskipun menjanjikan, kita harus tahu benar resikonya. Jangan sampai hewan-hewan yang terancam punah malah menjadi buruan oknum nakal yang ingin menjualnya,” sambungnya.
Siang Geah mewanti agar tetap memperhatikan konsekuensi yang mungkin terjadi seiring dengan berkembangnya profesi ini. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan langkah preventif untuk melindungi keberlanjutan ekosistem dan keberadaan hewan-hewan langka yang menjadi daya tarik dalam dunia fotografi.ADV