Sangatta – Kabupaten Kutai Timur terus menggali potensi ekspor produk udang beku dalam upayanya untuk memperluas pasar global. Bupati Kabupaten Kutai Timur, Adriansyah Sulaiman, mengungkapkan ambisi daerah ini dalam mengembangkan produksi udang beku yang dapat bersaing di pasar global.
Sulaiman menjelaskan bahwa sejak tahun 1980-an, Kutai Timur telah menjadi sumber bahan baku udang beku yang dihasilkan di berbagai pabrik di Samarinda, terutama dari desa Susuk Luar di Kutai Timur.
Namun, meskipun Kutai Timur telah mengirimkan produk udang beku ke pasar global, skala produksinya masih terbatas dan belum mampu menggeser dominasi sektor pertambangan dalam Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB).
Adriansyah menyampaikan saat ini Kabupaten Kutai Timur disebut sebagai Superhub Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy dalam kerangka inisiatif kawasan strategis nasional Ibu Kota Nusantara (IKN) dan bukan lagi sebagai penyangga IKN.
Pemerintah daerah berencana untuk mengembangkan produk-produk turunan dari potensi lokal. Produk turunan ini termasuk pengembangan produk seperti terasi yang dapat dihasilkan dari udang.
Bupati Sulaiman berharap untuk mengembangkan produksi udang beku di Kutai Timur, sehingga ekspor produk udang beku dari daerah ini dapat meningkat secara signifikan dan mencapai pasar global.
“Kami berusaha untuk meningkatkan skalanya sehingga Kutai Timur dapat menjadi pemain utama dalam ekspor udang beku,” kata Bupati Sulaiman.
Upaya ini diharapkan akan memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi daerah, menciptakan peluang kerja, dan memperluas basis ekonomi Kutai Timur, yang selama ini banyak diidentikkan dengan sektor pertambangan.ADV