Sangatta – Kabupaten Kutai Timur bersiap untuk meresmikan Rumah Sakit Muara Bengkal yang diharapkan akan menjadi aset penting dalam penyediaan layanan kesehatan di wilayah tersebut.
Namun, proses merekrut karyawan untuk operasional rumah sakit tersebut telah menghadapi kendala yang perlu diatasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur, dr. Bahrani, menjelaskan bahwa aturan saat ini mengharuskan pelantikan direktur sebelum proses rekrutmen karyawan dapat dimulai.
“Jadi kalau direktur belum dibentuk, itu kan karena dia jabatan struktural dia harus dilantik Bupati, gak bisa dinas yang ngangkat,” kata dr. Bahrani.
Ini menciptakan tantangan, karena dalam situasi ini proses rekrutmen karyawan lainnya juga tertunda.
Dalam hal ini, dinas kesehatan menghadapi dilema antara mematuhi aturan yang ada dan kebutuhan mendesak untuk mengoperasikan rumah sakit.
Untuk mengatasi masalah ini, Bahrani menjelaskan bahwa upaya telah dilakukan untuk mengusulkan pelantikan direktur kepada Bupati.
“Kita angkat dulu direktur nanti baru kita susun,” tambahnya.
Selain masalah pelantikan direktur, kekurangan tenaga medis, terutama dokter, juga menjadi kendala.
Meskipun telah ada calon dokter yang berpotensi untuk mengisi posisi ini, proses perekrutan tetap memerlukan pertimbangan lebih lanjut.
Dr. Bahrani menekankan bahwa idealnya rumah sakit ini membutuhkan minimal empat jenis dokter spesialis: penyakit dalam, anak, kandungan, dan bedah.
Peningkatan insentif bagi dokter-dokter yang bekerja di wilayah terpencil adalah upaya yang sedang dinegosiasikan untuk menarik dokter spesialis yang dibutuhkan.
Proses perekrutan karyawan dan peningkatan fasilitas rumah sakit ini menjadi langkah penting dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan di Kutai Timur.
Semua kendala harus diatasi agar Rumah Sakit Muara Bengkal dapat berfungsi secara optimal dan memberikan layanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat setempat.ADV
