SANGATTA – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman mengatakan inflasi bahan pokok di Kutim masih bisa dikendalikan.
Hal itu disampaikan langsung usai mengikuti rapat Vidcon Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi di Daerah dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang diikuti juga oleh kepala daerah seluruh Indonesia.
“Hal ini berdasarkan dari data-data dinas, baik itu Disperindag, Dinas Ketahanan Pangan dan lainnya. Jadi inflasi di Kutim masih bisa dikendalikan, kecuali satu komoditi saja mulai dari cabe merah, keriting hingga merah besar. Itulah yang masih tinggi,” ujarnya.
Untuk minyak goreng, belum bisa dipublish sebab ada kesalahan data. Sementara untuk yang lain masih cukup bagus, termasuk telur masih stabil, daging bahkan masih bisa dikoordinasikan daerah lain.
Akan tetapi harga tetap stabil, sementara terkait rapat pengendalian inflasi bersama Mendagri, Ia menyampaikan beberapa daerah di Kaltim tak termasuk dalam inflasi tertinggi juga bukan yang terendah.
Jika berdasarkan informasi dari Kemendagri, untuk Kutai Barat (Kubar) adalah daerah yang mengalami inflasi.
“Untuk Kutim, Alhamdulillah bukan yang termasuk yang dibicarakan dalam rapat itu,” ungkapnya.
Di sisi lain, Ia menyampaikan saat ini masih menitikberatkan kepada Dinas Ketahanan Pangan karena merupakan sumbernya.
Ia pun lantas memerintahkan Distanak berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan untuk mengintervensi program-program ke masyarakatan.
“Misalnya karena inflasi di komoditi cabe tinggi. Mengajak masyarakat untuk menanam cabe dan sayur, karena barang itu sangat murah saja, harganya pun cuman puluhan ribu itu harus ditebarkan ke masyarakat dan masyarakat untuk melakukan hal tersebut,” paparnya.
Sayangnya, ia mengakui instruksi itu baru diarahkan awal Oktober lalu, sehingga kemungkinan besar program ini bakal terlihat pada awal Januari 2023. Ya berharap semoga bisa berjalan dengan baik.