SANGATTA – Pendidikan ternyata menjadi salah satu faktor penilaian miskin ekstrem di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) oleh Kementrian Sosial (Kemensos) RI.
Menurut, Plt Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Kutim, Budi Mulia masyarakat dengan rata-rata kelulusan Sekolah Dasar (SD) atau tidak tamat ini masuk dalam kategori miskin ekstrem.
“Itu menjadi salah satu indikator karena biasanya, masyarakat dengan penghasilan rendah akan lebih mengutamakan biasanya makanan dan tempat tinggal,” ucapnya.
Meski demikian, pria yang akrab disapa Budi ini tak menafikan banyak masyarakat dengan penghasilan cukup atau lebih meski tak tamat SD atau bahkan tak mengenyam pendidikan.
Hal tersebut diungkapkannya, mengingat sebagian wilayah di Kutim terdapat kebun sawit, pisang dan sawah. Dari situ banyak masyarakat yang memiliki kebun dan mendapatkan hasil.
“Kalau kita mengacu dari data yang sebelumnya kan ini ada 11.822 kepala keluarga (KK) dengan prediksi 55 ribu lebih yang terdaftar sebagai Masyarakat miskin ekstrem, tapi ini masih di validasi dan di verifikasi ya,” terangnya.
Status miskin ekstrem pada KK ini nantinya akan di cabut apabila salah seorang dari yang terdaftar di KK tersebut sudah mengenyam pendidikan hingga bangku SMA atau bahkan sarjana.
Namun, meski begitu penilaian perseorangan yang dilakukan pemerintah desa tetap berlaku meski dalam keluarga tersebut ada yang keluar dari kategori pendidikan rendah.